Rabu 24 Oct 2018 07:13 WIB

Pangeran Harry Blak-Blakan Soal Masalah Kesehatan Mental

Kematian Putri Diana mempengaruhi cara Harry berhadapan dengan kepedihan hidup.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Pangeran Harry.
Foto: EPA
Pangeran Harry.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran Harry memberikan pidato menyentuh saat memasuki hari kedua kunjungannya di Australia bersama sang istri, Meghan Markle. Dalam pidato tersebut, Pangeran Harry secara terbuka menceritakan perjuangannya dalam menghadapi masalah kesehatan mental.

"Anda perlu tahu bahwa bagian terpenting untuk menjadi kuat dan tangguh adalah memiliki keberanian untuk meminta bantuan ketika Anda membutuhkannya," ungkap Pangeran Harry di hadapan para petani Australia di Dubbo, seperti dilansir Men's Health.

Baca Juga

Pangeran Harry pertama kali terbuka membicarakan masalah kesehatan mental yang ia alami pada 2017 lalu. Pangeran Harry mengatakan ketika ia berusia 28 tahun ia dilanda perasaan marah yang membuatnya ingin meninju orang lain. Ia pun mengaku merasa kecemasan yang luar biasa ketika menjalani pertunangan.

Perasaan-perasaan negatif yang Pangeran Harry rasakan saat itu ternyata merupakan hasil dari kesedihan mendalam yang ia rasakan setelah wafatnya Putri Diana. Saat kehilangan sang ibu di usia 12 tahun, Pangeran Harry mengatakan ia menutup dirinya dari segala macam emosi selama 20 tahun terakhir.

"Itu memiliki dampak serius tak hanya pada kehidupan pribadi saya tetapi juga pekerjaan saya," jelas Pangeran Harry.

Pada September lalu, Duke of Sussex tersebut juga mengungkapkan bahwa pengalamannya selama bergabung di Royal Air Force mempengaruhi kesehatan mentalnya. Pangeran Harry mengatakan selama bertugas di Royal Air Force ia selalu berurusan dengan keputusasaan, kesedihan dan cedera. Banyaknya kesedihan yang ia lihat setiap hari membuatnya berpikir bahwa kehidupan memang seperti itu.

"Itu terus menumpuk dan Anda tidak pernah benar-benar memiliki kesempatan untuk melepaskan apapun bila Anda tidak hati-hati," ujar Pangeran Harry.

Di hadapan para petani Australia, Pangeran Harry juga mengatakan bahwa angka bunuh diri di area pedalaman dan terpencil lebih tinggi dibandingkan di area perkotaan. Di Australia, lanjut Pangeran Harry, bunuh diri bahkan menjadi penyebab kematian utama pada laki-laki Australia berusia 15-44 tahun.

Oleh karena itu, Pangeran Harry berpesan agar siapapun yang sedang mengalami masalah kesehatan mental tidak berdiam diri. Pangeran Harry mengimbau agar orang-orang yang sedang bergelut dengan masalah kesehatan mental mau memberanikan diri untuk meminta pertolongan.

"Anda tidak boleh menderita dalam diam," lanjut Pangeran Harry.

Adik dari Pangeran William ini juga memberi inspirasi bahwa meminta pertolongan ketika mengalami masalah kesehatan mental merupakan salah satu keputusan terbaik yang pernah ia buat sepanjang hidupnya. "Meminta pertolongan merupakans alah satu keputusan terbaik yang saya pernah buat. Anda akan terus-menerus merasa takjub melihat bagaimana kehidupan bisa berubah menjadi lebih baik," terang Pangeran Harry.

Pangeran Harry dan Pangeran William secara aktif menyuarakan dan mendorong kesadaran akan kesehatan mental sejak mendirikan Heads Together pada 2016. Hingga saat ini, Pangeran Harry dan sang istri tetap memberi dukungan kepada organisasi tersebut.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement