Selasa 23 Oct 2018 19:38 WIB

Kanker Usus Besar Bisa Dicegah dan Diobati

Ahli kesehatan menyebut rokok dan gaya hidup tak sehat pemicu utama kanker usus

Rep: Desy Susilawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Memikirkan makanan enak apa yang dilahap membuat perhatian terhadap pencernaan perlu dipikir lebih. Kesehatan pencernaan penting untuk hindari kanker usus.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Memikirkan makanan enak apa yang dilahap membuat perhatian terhadap pencernaan perlu dipikir lebih. Kesehatan pencernaan penting untuk hindari kanker usus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker, salah satunya kanker usus besar menjadi salah satu momok yang menakutkan saat ini. Bahkan kanker usus besar salah satu penyebab kematian utama baik pada wanita dan pria seluruh dunia.

Menurut Dekan FKUI, Prof Ari Fahrial Syam, penyakit kanker ini bisa di cegah dan bisa diobati. "Semakin dini ditemukan semakin baik prognosisnya," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (23/10).

Jika kasus kanker usus besar ini ditemukan pada stadium awal maka harapan hidup lima tahunnya mencapai 92 persen. Sebaliknya jika kanker usus ini ditemukan pada stadium IV/lanjut maka harapan hidup 5 tahunnya hanya tinggal 12 persen. 

Gaya hidup menjadi salah satu penyebab kenapa kanker usus besar tetap bertahan sebagai penyebab utama kematian dan angka kejadian terus meningkat di tengah masyarakat. "Dalam praktek saya sehari-hari kasus kanker usus sudah umum ditemukan. Saat ini bahkan kasus-kasus baru yang ditemukan pada  usia yang lebih muda," ujarnya. 

Faktor genetik memang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker usus besar tetapi gaya hidup merupakan hal yang utama. Beberapa faktor risiko yang telah teridentifikasi dan konsisten dalam berbagai penelitian termasuk penelitian di Indonesia adalah diet tinggi daging merah serta daging olahan serta kurang makan sayur dan buah. 

Rokok, ujar dia, merupakan faktor risiko utama, baik perokok aktif tapi juga pasif. "Beberapa kasus kanker usus yang saya temukan bukan pada perokok tapi orang terdekat dan sekitarnya merokok sehingga mereka yang terkena kanker usus besar tersebut merupakan perokok pasif," ucap dia. 

Beberapa faktor risiko lain adalah kegemukan, kurang bergerak dan peminum alkohol. Ada beberapa faktor risiko yang tidak bisa berubah adalah umur, umur diatas 50 tahun menjadi batasan umur untuk memulai skrining.

Faktor genetik berupa riwayat kanker atau polip usus pada keluarga, riwayat  penyakit radang usus kronis (Inflammatory bowel disease/IBD) sebelumnya. Selain itu riwayat penyakit kencing manis/diabetes mellitus merupakan faktor risiko yang juga harus diantisipasi.

Ia mengingatkan bahwa penyakit ini awalnya tanpa gejala oleh karena itu buat masyarakat yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kanker usus besar untuk kontrol ke dokter. Akan dilakukan pemeriksaan skrining untuk mendeteksi secara dini penyakit ini.

Gejala yang timbul kalau kanker usus sudah terjadi antara lain buang air besar berdarah, pola defekasi yang berubah baik mudah diare atau sembelit secara bergantian, sakit perut berulang, berat badan turun, pucat tanpa sebab yang jelas bahkan apabila  teraba benjolan di perut merupakan  gejala kanker usus besar. Pemeriksaan kolonoskopi dan dilanjutkan dengan biopsi merupakan metode  utama untuk menemukan kanker usus ini pada usus anda. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement