Kamis 18 Oct 2018 08:08 WIB

Menjajal Museum Rasa Mal

Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon didesain dengan modern.

Rep: lilis sri handayani/ Red: Ani Nursalikah
Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon.
Foto: Dokpri Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat
Kereta Singabarong yang telah berumur ratusan tahun dipamerkan di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon.

Salah satu benda pusaka yang dipamerkan di dalam Museum Pusaka adalah kereta Singabarong yang telah berumur ratusan tahun. Kereta kencana kebesaran sultan tersebut memiliki arsitektur yang menggambarkan tiga kebudayaan.

Ada kepala naga dengan belalai gajah dan sayap. Kepala naga merupakan lambang dari negeri Cina, belalai gajah merupakan perlambang bangsa Hindu di India. Pada belalai ini juga terdapat sebuah trisula yang melambangkan rasa, cipta dan karsa manusia. Sedangkan sayap dan badan buraq melambangkan negara Mesir.

"Simbol tersebut menunjukkan persahabatan erat Kesultanan Cirebon dengan ketiga bangsa tersebut," ujar Wakil Kepala Bagian Paket Pariwisata Keraton Kasepuhan RM Hafid Permadi.

Selain kereta Singabarong, para pengunjung juga bisa menyaksikan senjata pusaka milik Sunan Gunung Jati. Senjata pusaka itu di antaranya Keris Dholog dan Keris Tilam Upih, yang dibuat pada masa 1479-1597 M. Tak hanya itu, museum yang baru diresmikan pada Juni 2017 itu juga menyimpan tombak, keris dan berbagai meriam serta peralatan musik. Adapula guci dan keramik peninggalan Putri Ong Tien, yang merupakan salah seorang istri Sunan Gunung Jati, serta masih banyak benda pusaka lainnya.

Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, mengungkapkan sengaja membangun Museum Pusaka yang modern agar lebih menarik minat pengunjung, terutama generasi muda. "Anak muda sekarang senangnya ke pusat perbelanjaan. Karena itulah kita membuat suasana Museum Pusaka mirip suasana di pusat perbelanjaan," ucap Sultan Sepuh.

photo

Sultan berharap, dengan berkunjung ke museum, generasi muda bisa mengenal, mempelajari, dan meneladani kisah-kisah para tokoh yang ditunjukkan lewat benda-benda pusaka yang mereka wariskan. "Kita ada karena leluhur kita ada. Hormati dan rawatlah pusakanya, teladani gemilang sejarahnya," kata Sultan Sepuh.

Untuk masuk ke museum tersebut, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 25 ribu per orang. Tak hanya menarik minat generasi muda, keberadaan Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon juga diharapkan mampu menarik minat wisatawan asing. Dengan demikian, bisa meningkatkan devisa negara dari sektor pariwisata budaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement