REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan dan ahli penyakit infeksi asal Amerika Serikat Michael Osterholm mengatakan masyarakat sebaiknya mendapatkan vaksin influenza sekali setiap tahun. Hal ini dilakukan sebagai pencegahan terhadap virus influenza.

"Saat ini kita harus mendapat suntikan (vaksin) flu setiap tahun," kata dia, dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu.

Dengan memvaksin masyarakat secara luas, dia berharap hal itu bisa menghentikan penyerangan flu musiman. Menurut dia, dunia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang sering dianggap remeh namun kenyataannya berbahaya yakni influenza.

"Kita akan mengalami pandemi influenza yang buruk," katanya.

Pandemi influenza adalah epidemi yang terjadi di seluruh dunia. Dia mencatat, pada tahun 2017, flu musiman telah mengakibatkan nyawa 80 ribu orang di Amerika Serikat, melayang.

Dikatakannya, pemberian vaksin merupakan upaya pencegahan terhadap virus influenza. Namun demikian, tubuh yang sudah divaksin belum tentu resisten terhadap semua virus influenza. Sebab, beberapa strain virus influenza telah resisten terhadap vaksin karena virus telah bermutasi.

"Vaksin flu musiman efektif 30-50 persen. Beberapa strain bisa lebih tinggi (dosis vaksin). Ada juga (divaksin) tapi tidak efektif (terhadap strain flu tertentu)," katanya.

Menurut dia, saat ini diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk menemukan vaksin flu baru yang berbeda dari yang sudah ada, yang dapat melindungi tubuh dari berbagai jenis influenza.

"Kita butuh vaksin flu yang lebih baik. Saya melihat di masa depan bahwa kita hanya perlu divaksin satu kali dan (vaksin) bertahan hingga 10-20 tahun dan dapat melindungi diri dari berbagai strain influenza, tidak hanya strain musiman, tapi juga strain pandemi (influenza)," katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika