REPUBLIKA.CO.ID, GUANGZHOU -- Sejumlah agen perjalanan wisata di Cina berlomba menjual paket hemat wisata ke Indonesia. Khususnya Bali dan Manado, Sulawesi Utara.
Paket wisata hemat lima hari di Bali dijual antara 1.700 RMB hingga 2.000 RMB (Rp 3,7 juta hingga Rp 4,4 juta) sudah termasuk tiket pesawat PP dan hotel. Harga tersebut juga berlaku untuk paket perjalanan wisata Manado yang dapat ditempuh dalam waktu 3,5 jam perjalanan udara dari Guangzhou, Provinsi Guangdong.
"Selain paket hemat, kami juga menjual paket Bali yang harganya 9.000 RMB, tapi tidak laku keras seperti yang harganya 2.000 RMB itu," kata Direktur Pemasaran Bobo Travel, Li Bing Yao.
Bahkan GZL International Service Travel juga memberikan paket wisata hemat lebih murah dari Bobo Travel, yakni hanya 1.799 RMB. GZL pernah dalam satu hari membawa enam rombongan wisatawan Cina yang setiap rombongan beranggotakan 16 orang menuju Bali.
Demikian pula dengan Bobo yang satu divisi pemasarannya saja sampai Oktober ini sudah memberangkatkan 10 ribu wisatawan Cina ke Indonesia. "Divisi satunya lagi bahkan sudah 13 ribu ribu," kata Li menambahkan.
Wisatawan Cina yang membeli paket hemat itu diangkut dengan menggunakan pesawat carter. Ia mendorong maskapai penerbangan, khususnya di Indonesia, membuka rute-rute penerbangan langsung lainnya dari Cina menuju objek wisata selain Bali dan Manado.
"Saya sudah survei beberapa objek wisata lainnya di Indonesia yang tidak kalah indahnya daripada Bali dan Manado, seperti Pulau Komodo dan Raja Ampat. Sayangnya tidak ada penerbangan langsung dari Cina ke sana sehingga kurang menarik bagi kostumer kami," ujar Li.
Beberapa wisatawan Cina mempertimbangkan liburan ke Phuket, Thailand, sejak tragedi terbaliknya kapal wisatawan.
"Seharusnya Indonesia bisa memanfaatkan momentum ini untuk menggaet turis China sebanyak-banyaknya," kata Prof Cai Jincheng, pakar budaya dan bahasa Indonesia dari Guangdong Uninversity of Foreign Studies.