Selasa 16 Oct 2018 05:17 WIB

Perhatikan Enam Gejala Henti Jantung

Henti jantung tidak sama dengan serangan jantung.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Penyakit henti jantung.
Foto: Flickr
Penyakit henti jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Henti jantung sering dianggap datang tiba-tiba, tetapi penelitian menunjukkan bahwa sering ada tanda-tanda peringatan. Pastikan Anda mengetahui gejala dan faktor risiko yang terlalu banyak orang abaikan.

Serangan jantung adalah masalah sirkulasi dan henti jantung adalah masalah elektrik. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung terhambat, misalnya arteri yang tersumbat.

Baca Juga

Sedangkan henti jantung adalah masalah pada sirkuit jantung. Irama detak jantung Anda yang halus dan rumit terhenti, dan jantung berhenti memompa secara efisien, atau sama sekali, menurut American Heart Association (AHA). Dalam serangan jantung, orang itu terengah-engah atau berhenti bernapas, dan akan mati dalam beberapa menit jika tidak diobati.

Serangan jantung dapat memicu henti jantung, atau bisa terjadi dengan sendirinya. AHA mencatat, kebanyakan serangan jantung tidak mengarah pada henti jantung mendadak. Tapi ketika henti jantung tiba-tiba terjadi, penyebab umumnya adalah serangan jantung.

Sekitar 350 ribu orang di Amerika Serikat mengalami henti jantung mendadak setiap tahun, menurut AHA, dan hampir 90 persen dari mereka meninggal. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa kematian ini dapat dicegah jika orang yang mengalami tanda-tanda peringatan, yang sering mirip dengan serangan jantung, bisa mengenali gejalanya.

Berikut beberapa gejala yang dapat diperhatikan sebelum mengalami henti jantung, dilansir dari laman Reader's Digest.

Nyeri dada

Ini adalah tanda peringatan klasik. Ketidaknyamanan atau kekakuan, seperti gajah yang menginjak dada Anda. Nyeri dada (juga disebut angina) terbentuk ketika Anda tidak memiliki cukup oksigen yang beredar melalui darah Anda dan mencapai otot jantung.

Nyeri pada beberapa area

Anda mungkin mengalami rasa sakit di area tubuh yang kurang dapat diprediksi juga, kata Dr J Brent Muhlestein, direktur penelitian kardiovaskular di Intermountain Medicinal Center Heart Institute, Salt Lake City, Utah. Ini termasuk perut, bahu, punggung, leher, tenggorokan, gigi, dan rahang. Perempuan lebih mungkin daripada laki-laki untuk mengalami gejala-gejala ini, menurut AHA.

Sesak napas

“Jika Anda biasanya dapat menaiki tangga dengan baik tetapi sekarang merasa sesak napas setelah hanya tiga atau empat langkah, itu adalah tanda peringatan,” kata Dr Muhlestein. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang mengalami gejala memiliki risiko kematian yang lebih besar akibat penyakit jantung dibandingkan pasien tanpa gejala — dan bahkan lebih tinggi daripada pasien dengan nyeri dada.

Keringat berlebih

Merasa lebih dari biasanya, terutama jika Anda tidak memaksakan diri, dapat menunjukkan gangguan jantung. Lebih sulit bagi jantung untuk memompa darah melalui arteri yang tersumbat, dan tubuh merespons upaya dengan berkeringat, kata Dr Muhlestein.

Gejala seperti flu

Kelelahan, mual, muntah, lemah, sakit perut, dan pusing juga tanda-tanda masalah jantung, terutama di kalangan wanita. Dalam satu penelitian terhadap 500 wanita yang selamat dari gangguan jantung, 71 persen mengalami kelelahan ekstrim di bulan sebelumnya dan selama serangan, menurut Harvard Health Letter.

Perasaan akan datangnya musibah

Orang-orang yang mengalami gejala serangan jantung sering merasakan tanda namun mengabaikannya, kata Dr Muhlestein. "Situasi klasik adalah seseorang mulai merasa tidak nyaman di dada dan bersikeras 'tidak ada apa-apa'. Pada saat yang sama, dia takut sesuatu yang buruk sedang terjadi. Jika Anda mengalami ini, periksa. Jangan tunggu hingga menjadi nyata," ujar Dr Muhlestein.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement