Senin 15 Oct 2018 08:42 WIB

Empat Film Indonesia Ramaikan Delhi International Film Fest

Film tersebut dianggap mempresentasikan Indonesia.

Ernest Prakasa dan Ika Natassa mengadaptasi film Susah Sinyal ke dalam sebuah novel, di Jakarta, Selasa (9/1).
Foto: Republika/Eko Widiyatno
Ernest Prakasa dan Ika Natassa mengadaptasi film Susah Sinyal ke dalam sebuah novel, di Jakarta, Selasa (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebanyak empat film Indonesia akan diputarkan dalam festival film internasional Delhi International Film Festival di India.

Keempat film yang berkesempatan ditayangkan dalam pekan film internasional selama 14-18 Oktober di New Delhi diambil dari berbagai genre, yakni Negeri Dongeng, Ziarah, Pangreh, dan Susah Sinyal. Empat film hasil karya anak bangsa tersebut akan diperkenalkan di publik internasional dalam waktu yang berbeda selama seminggu ke depan di New Delhi Municipal Council Convention Center.

Kepala Subbidang Fasilitasi Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prima Duria mengatakan keempat film yang dipilih merupakan film yang dinilai berkualitas karena telah meraih berbagai penghargaan. Selain itu, juga keempat film tersebut dianggap yang mempresentasikan Indonesia dan dinilai bisa menjadi media promosi serta diplomasi budaya.

Film Negeri Dongeng menceritakan perjalanan tujuh orang sineas mendaki tujuh gunung tertinggi di Indonesia. Film dokumenter tersebut tidak hanya mengisahkan pendakian, tetapi juga menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia yang tinggal di sekitarnya.

Negeri Dongeng merekam keindahan Gunung Kerinci, Gunung Semeru, Gunung Rinjani, Gunung Bukit Raya, Gunung Rantemario, Gunung Binaiya, dan Gunung Cartenz. Selain itu, film Susah Sinyal yang disutradarai Ernest Prakasa mengisahkan perjalanan seorang ibu dan anak ke Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Perpaduan antara pantai yang cantik dan padang savana yang berbukit-bukit merupakan keindahan alam yang dieksploitasi untuk memperkenalkan wisata Indonesia bagian timur. Sedangkan film Ziarah mengisahkan seorang nenek 95 tahun mencari makam suaminya. Film ini setidaknya telah mendapatkan empat penghargaan di tingkat internasional dan nasional.

Ziarah menjadi pemenang film terbaik pilihan juri dan skenario terbaik di ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017. Begitu juga dengan film pendek Pangreh yang meraih Apresiasi Film Indonesia (AFI) pada 2016. Prima juga mengatakan diadakannya pekan film Indonesia di berbagai negara juga untuk memberikan akses film Indonesia bagi warga negara Indonesia yang menetap di luar negeri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement