REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Selama ajang pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali, pemerintah menawarkan sejumlah paket wisata bagi delegasi. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan delegasi dari Amerika Serikat paling banyak memilih paket wisata di Bali.
"Selain Amerika Serikat disusul Australia, Inggris dan Cina," katanya di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Jumat (12/10). Menurut Arief, total ada sekitar 2.565 paket kunjungan wisata yang dipilih sejumlah delegasi, hampir 93 persen di antaranya berada di Pulau Dewata.
Waktu yang tidak banyak, kata dia, diperkirakan menjadi penyebab sebagian besar para delegasi memilih destinasi wisata yang berada di Bali. "Memang begitu, biasanya di mana kegiatan diadakan, di sana paling besar jumlah kunjungannya," katanya.
Hampir 80 persen, kata dia, paket wisata yang dikunjungi para delegasi itu rata-rata hanya tur satu hari, itu pun dilakukan sehari sebelum dan sehari setelah pertemuan akbar itu. Menpar optimistis sekitar 20 persen delegasi yang hadir dalam kegiatan konferensi atau MICE akan kembali ke Bali sebagai wisatawan.
Sedangkan 60 persen potensi bagi wisatawan kembali mengunjungi sebuah destinasi, kata dia, yakni untuk wisata olahraga seperti kegiatan triathlon apabila aktif dilaksanakan setiap tahun. Wisata MICE, kata dia, mendatangkan kualitas wisatawan yang lebih besar jika dihitung dari lama kunjungan yang rata-data di atas 10 hari dengan pengeluaran mencapai di atas 2.500 dolar AS untuk sekali kunjungan.
Pemerintah sebelumnya menawarkan 63 paket wisata di tujuh destinasi di Indonesia kepada para delegasi, 33 destinasi di antaranya berada di Bali. Pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia dihadiri sekitar 34 ribu peserta dari 189 negara. Mereka di antaranya menteri keuangan, gubernur bank sentral, pelaku usaha, akademisi dan media.