Rabu 10 Oct 2018 08:17 WIB

Dapatkah Ibu Menyusui Puasa Intermitten?

Ahli laktasi menyebut puasa intermitten bisa membuat ibu menyusui dehidrasi

Rep: MGROL 111/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ibu menyusui bayinya.
Foto: Republika/Prayogi
Ibu menyusui bayinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ini adalah dilema yang dihadapi banyak ibu baru, mereka ingin menurunkan berat badan tapi bayi mereka juga butuh nutrisi terbaik saat menyusui. Dan karena puasa intermiten (IF) seharusnya membantu Anda menurunkan berat badan, apakah aman untuk dilakukan saat menyusui?

Konsultan laktasi bersertifikat Rachael Sablotsky Kish, salah seorang pendiri Imalac, mengatakan puasa intermiten saat menyusui dimungkinkan, tetapi dia tidak merekomendasikannya.

“Karena menyusui menuntut seorang ibu kuat secara fisik dan emosional," katanya seperti yang dilansir melalui Pop Sugar.

Ia mengatakan sebenarnya asupan kalori tidak akan selalu menghambat kemampuan ibu untuk menyediakan nutrisi bagi bayinya. Sehingga ia menjelaskan bahwa wanita yang mengalami kelaparan, kemiskinan, dan kekurangan gizi dapat berhasil menyusui bayinya.

Namun itu tidak ideal, Rachael menambahkan bahwa secara umum, ia tidak menyarankan diet sambil menyusui. Ibu menyusui idealnya membutuhkan tambahan 500 kalori per hari, serupa dengan wanita hamil.

“Seorang ibu dengan gizi baik mampu memberikan lebih banyak untuk bayi mereka pada tingkat emosional dan menyenangkan, dan mereka juga lebih mungkin untuk menyusui untuk waktu yang lebih lama,” katanya.

Sebaliknya, ia merekomendasikan untuk mempertahankan gaya hidup sehat dengan berolahraga dan makan makanan sehat, kaya nutrisi yang kaya makanan seperti oatmeal, telur, salmon, dan buah-buahan serta sayuran.

Orang mungkin juga mengalami dehidrasi selama IF, yang dapat menurunkan suplai ASI Anda, jelas Kelly Schellman, RNC, IBCLC, Konsultan Laktasi Ibu dan Bayi Baru Lahir dengan University of Missouri Health Care. Bahkan, dia tidak akan merekomendasikan puasa intermiten kepada pasiennya.

“Kami akan merekomendasikan makan sehat, makanan rendah lemak, buah-buahan dan sayuran bersama dengan makanan ringan protein dan makanan saat menyusui dibandingkan puasa intermiten,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement