Senin 08 Oct 2018 02:34 WIB

Festival Fulan Fehan Perkuat Atraksi Pariwisata Atambua

Festival ini dapat terus dipertahankan dan ditetapkan tanggalnya tiap tahun

Ribuan penari membawakan Tarian Likurai di Festival Fulan Fehan 2018
Foto: dok: Kemenpar
Ribuan penari membawakan Tarian Likurai di Festival Fulan Fehan 2018

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik pelaksanaan Festival Fulan Fehan yang acara puncaknya berlangsung pada Sabtu (6/10) kemarin. Di acara tersebut, lebih dari 1.500 penari membawakan Tarian Likurai di padang rumput Fulan Fehan, lembah kaki Gunung Lakaan Desa Sirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.

Menpar menilai acara yang masuk dalam Calender of Event (CoE) Nasional  ini memiliki daya tarik tinggi bagi wisatawan. Khususnya dalam pariwisata perbatasan (Crossborder Tourism) yang terus dikembangkan di Atambua, NTT.

"Kita harapkan tentunya atraksi seperti ini bisa diadakan rutin setiap tahunnya. Acara ini dapat terus dipertahankan dan ditetapkan tanggalnya setiap tahun, sehingga wisatawan terutama wisatawan mancanegara bisa datang ke Belu pada tanggal yang ditetapkan," ujar Menpar Arief Yahya.

Menpar menjelaskan, keterlibatan koregorafer berskala internasional Eko Nugroho (Eko Pece), yang sebelumnya sukses merangkai koreografi di pembukaan Asian Games 2018, sebagai langkah yang tepat.

Sehingga ke depannya festival yang diinisiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini bisa melibatkan lebih banyak lagi profesional lainnya sehingga membuat Festival Fulan Fehan benar-benar sebagai atraksi wisata kelas dunia.

"Ke depannya harus lebih bagus lagi, Kemenpar akan mendukung keterlibatan profesional lainnya," ujar Menpar Arief Yahya.

Dengan daya tarik yang tinggi dari Bukit Fulan Fehan, Menpar Arief Yahya mendorong agar atraksi lainnya dapat digelar di tempat ini. Menpar juga mengingatkan agar kemasan penyelenggaraan acara dapat disajikan dengan story telling yang baik sehingga wisatawan dapat maksimal menikmati suguhan yang disajikan.

"Kuncinya adalah seni-budaya, musik dan kuliner ini untuk menggaet pasar negara tetangga. Apalagi warga Timor Leste bisa masuk ke Indonesia dengan menggunakan fasilitas bebas visa kunjungan (BVK) sehingga warga Timor Leste bisa menggunakan uangnya di Indonesia," kata Menpar Arief Yahya.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Jelau menambahkan, Pemerintah Provinsi NTT ke depannya akan meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Belu untuk memperbanyak kegiatan di daerah perbatasan, termasuk kegiatan di Bukit Fulan Fehan.

"Tidak hanya event budaya tapi juga orkestra modern kita lihat bisa juga dilaksanakan di Bukit Fulan Fehan. Banyak sekali yang bisa dibuat masyarakat dalam rangka mengembangkan Atambua sebagai destinasi wisata di perbatasan," ujar Marius Jelau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement