Jumat 05 Oct 2018 17:21 WIB

Korban Pelecehan Seksual Ternyata Miliki Risiko Kesehatan

Korban dua kali lebih mungkin alami insomnia dan hipertensi serta depresi berat

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi Kekerasan Seksual
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kekerasan Seksual

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korban penyerangan secara seksual (sexual abuse) memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengembangkan masalah kesehatan seumur hidup seperti hipertensi, insomnia, dan depresi dibandingkan orang lain. Penelitian ini dipublikasikan di Journal of American Medical Association.

Studi baru oleh Pitt School of Medicine meneliti 300 wanita yang pada awalnya direkrut untuk studi tentang kesehatan jantung. Penelitian ini menemukan mereka yang mengalami penyerangan seksual dua kali lebih mungkin mengalami insomnia dan hipertensi, serta tiga kali lebih mungkin menderita depresi berat.

“Penelitian kami menunjukkan pengalaman hidup mungkin memiliki dampak serius pada kesehatan wanita, baik mental dan fisik," kata penulis utama Dr Rebecca Thurston, dikutip dari Daily Mail, Kamis (4/10).

Thurston melanjutkan ini adalah masalah yang perlu ditangani dengan urgensi. Bukan hanya dalam hal perawatan tetapi juga dalam hal pencegahan.

Dari peserta penelitian, 19 persen melaporkan pelecehan seksual di tempat kerja, 22 persen melaporkan riwayat penyerangan seksual, dan 10 persen mengalami keduanya. Pelecehan seksual korban lebih cenderung dididik di perguruan tinggi. Namun, memiliki tekanan keuangan lebih besar.

Melihat secara khusus pelecehan seksual, mereka menemukan korban memiliki risiko lebih tinggi terhadap tekanan darah tinggi, trigliserida yang lebih besar, dan kualitas tidur yang kurang baik secara klinis. Serangan seksual dikaitkan dengan tingkat gejala depresi, kecemasan, dan kualitas tidur dalam rentang konsisten dengan gangguan klinis.

“Sudah dipahami secara luas pelecehan dan serangan seksual dapat berdampak pada kehidupan perempuan dan bagaimana mereka berfungsi, tetapi studi ini juga mengevaluasi implikasi dari pengalaman ini untuk kesehatan perempuan,” ujar Thurston.

Sementara itu seorang OB/GYN  Dr JoAnn Pinkerton mengatakan para dokter harus menyadari pengalaman bertahun-tahun sebelumnya dalam kehidupan seorang wanita dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan kronis sekarang.

“Korban pelecehan seksual sering mengalami gejala emosional dan fisik selama bertahun-tahun. Kadang-kadang selama menopause, masalah-masalah tersebut muncul ke permukaan dengan semua perubahan hormon dan stres,” ujar Dr Pinkerton.

Ia menegaskan baik penyerangan dan pelecehan seksual adalah faktor risiko bagi kesehatan perempuan. Dokter perlu bertanya tentang mereka dan mengenali peristiwa traumatik di masa lalu yang mempengaruhi kesehatan mereka.

“Kami membutuhkan bantuan sosial untuk membuat para wanita mau menceritakan peristiwa masa lalu mereka ke dokter karena itu adalah faktor risiko penyakit jantung dan kesehatan mental,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement