Rabu 03 Oct 2018 17:21 WIB

Kawasan Wisata Tiga Gili di Lombok Utara Berangsur Pulih

Sekitar 80 persen hotel di Gili Trawangan disebut sudah kembali normal.

Dua orang wisatawan asing mengendarai sepeda di kawasan wisata Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8). Pascagempa yang melanda daerah Lombok Utara, sebagian wisatawan asing memilih tetap tinggal di kawasan wisata Gili Trawangan.
Foto: Ahmad Subaidi/Antara
Dua orang wisatawan asing mengendarai sepeda di kawasan wisata Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8). Pascagempa yang melanda daerah Lombok Utara, sebagian wisatawan asing memilih tetap tinggal di kawasan wisata Gili Trawangan.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kawasan wisata tiga Gili yakni Trawangan, Meno, dan Air di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, berangsur-angsur pulih. Sebelumnya gempa bumi mengguncang wilayah itu pada akhir Juli hingga Agustus 2018.

General Manager Warna Beach Hotel Rikardus Jumas di Mataram, Rabu (3/10), mengatakan tingkat okupansi kamar hotel di Gili Trawangan mulai kembali normal. Ia mencontohkan dari 16 kamar yang dimiliki Warna Beach Hotel, 10 kamar terisi oleh turis dari mancanegara, seperti Jerman, Inggris, dan Australia. Sementara, enam kamar lainnya sedang dalam proses perbaikan pascagempa.

"Memang ada kerusakan, tapi bisa dibilang minim, dari yang saya lihat sekitar 80 persen hotel di Gili Trawangan sudah kembali normal," kata Rikardus.

Ia mengakui,  terjadi penurunan  wisatawan pasccagempa. Namun, kondisi mulai berangsur pulih. Dalam sehari kunjungan wisatawan ke Gili Trawangan 650 orang sampai 700 orang. Terbanyak merupakan wisatawan mancanegara yang datang melalui fastboat dari Bali.

"Saat normal bisa mencapai 1.000-2.000 orang turis per hari. Apalagi ini sebenarnya Oktober lagi high season biasanya," ujarnya.

Rikardus Jumas menjelaskan walaupun ada penurunan, hal ini tergolong wajar mengingat dampak gempa yang begitu besar. Namun, ia bersyukur dari ratusan turis yang sudah kembali datang ke gili memiliki rata-rata lama menginap antara dua malam sampai tiga malam.

"Kami bersyukur mereka masih menginap, karena sebelumnya diprediksi pemulihan bakal lama, malah saat ada isu gempa pada (Ahad) 26 Agustus, Gili sudah kosong sama sekali," terangnya.

Menurutnya, pulihnya kondisi di Gili Trawangan juga berpengaruh terhadap kondisi pariwisata di Gili Meno dan Gili Air yang tidak jauh berada dari kawasan Gili Trawangan.  "Jadi tamu yang datang ini tidak semua memadati Gili Trawangan. Tapi gili-gili di sebelahnya juga sudah kembali normal," tandas Rikardus Jumas.

Ia berharap, kondisi pariwisata di Lombok Utara, khususnya tiga gili akan segera cepat dan pulih. Termasuk, pariwisata NTB secara keseluruhan.

"Harapan kami pada akhir tahun ini semua sudah kembali normal sama sebelum terjadi gempa," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement