Selasa 02 Oct 2018 11:13 WIB

Taiwan Terus Kembangkan Fasilitas untuk Wisatawan Muslim

Sejumlah lokasi-lokasi wisata di Taiwan sudah dilengkapi fasilitas untuk muslim sepe

Umat Muslim beribadah di Masjid Raya Taipei, Taiwan.
Foto: EPA
Umat Muslim beribadah di Masjid Raya Taipei, Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taiwan menawarkan wisata halal bagi masyarakat Indonesia dengan lebih dari 200 hotel dan restoran di Taiwan yang telah mendapat sertifikat halal dari lembaga berwenang setempat. Negara ini juga mengaku terus mengembangkan fasilitas ramah muslim seperti mushala dan masjid di sejumlah lokasi pendukung wisata.

"Kami memandang bahwa pariwisata adalah cara yang paling menyenangkan untuk meningkatkan saling pengertian antara Taiwan dan Indonesia. Karenanya, Taiwan telah menerapkan beberapa inisiatif selama beberapa tahun ini untuk menarik lebih banyak masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan ke Taiwan," kata Kepala Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taiwan (TETO) Jakarta, John Chen, kepada Antara pada acara promosi wisata Taiwan di Jakarta, Senin (1/10) malam.

Dia menjelaskan bahwa Taiwan secara khusus memudahkan peraturan mengenai pengajuan visa bagi warga negara Indonesia.

Sejak 2017, warga Indonesia yang mempunyai izin tinggal tetap di Taiwan, visa izin tinggal yang masih sah atau visa kedaluwarsa dalam 10 tahun seperti negara Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea, Inggris, atau Uni Eropa (visa Schengen), serta pemegang visa Taiwan dalam 10 tahun (tidak termasuk visa kerja), dan tidak ada pelanggaran catatan, dapat mengajukan permohonan visa "online" ke Departemen Imigrasi Kementerian Dalam Negeri Taiwan. "Kami juga meningkatkan tingkat pariwisata halal di Taiwan," ujar Duta Besar Chen.

Menurut dia, selain 200 hotal dan restoran yang telah mendapat sertifikat halal, sejumlah stasiun dan transportasi umum lainnya, serta lokasi-lokasi wisata di Taiwan telah dilengkapi dengan fasilitas yang ramah bagi pengunjung muslim, seperti adanya musala atau masjid.

Taiwan terus mengembangkan ruangan musala di setiap ruang publik, seperti di Stasiun Kereta Api Taipei, Kaohsiung dan Hualien, Stasiun Kereta Cepat Taichung, dan di Museum Istana Nasional.

"Dengan semua upaya yang dilakukan oleh sektor publik dan swasta kami, ada lebih dari 189 ribu orang Indonesia yang melakukan perjalanan ke Taiwan pada tahun 2017," kata Duta Besar Chen, seraya menambahkan bahwa jumlah tersebut mengalami pertumbuhan 46 persen dibandingkan pada 2016.

Pada tahun 2018, Taiwan berharap jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Pulau Formosa akan meningkat menjadi 250.000 orang, katanya.

"Dengan kelas menengah yang sedang booming di Indonesia dan mencari tujuan wisata yang menyenangkan di luar negeri, kami percaya lebih banyak warga Indonesia tertarik mengunjungi Taiwan. Dan kami yakin bahwa mengunjungi Taiwan akan memberi pengalaman yang tak terlupakan karena banyak hal menarik yang ditawarkan oleh Taiwan," ujar Duta Besar Chen.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Organisasi Promosi Wisata Taiwan (Taiwan Visitor Association/ TVA), Yeh Chu Lan, mengatakan Indonesia adalah pasar muslim terbesar bagi Taiwan, dan masyarakatnya merupakan teman bagi Taiwan.

Penerbit panduan perjalanan terbesar di dunia, Fodor, menempatkan Taiwan di peringkat ke-12 di antara 52 tujuan wisata yang harus dikunjungi pada tahun 2018. Peringkat ini lebih tinggi dari Jepang, Korea Selatan, dan Hong Kong.

Sementara itu, Indeks Wisata Muslim Global (GMTI) yang dikeluarkan oleh Mastercard 2018 menyebutkan bahwa Taiwan menempati peringkat kelima sebagai tujuan wisata Muslim terbaik dari negara atau entitas nonmuslim. Peringkat tersebut melampaui Jerman, Australia, dan Amerika Serikat.

Promosi wisata Taiwan yang digelar oleh TETO mengundang sejumlah agen perjalanan di Indonesia guna memberi pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai Taiwan sebagai tujuan wisata yang ramah bagi Muslim di tanah air.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement