Jumat 28 Sep 2018 16:53 WIB

Perpustakaan Salah Satu Tempat Favorit Tasya Kamila

Tasya menilai perpustakaan mendorongnya lebih produktif

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mantan penyanyi cilik Tasya Kamila yang kini aktif sebagai pembicara public speaking dan pendidikan di berbagai universitas.
Foto: Republika/Christiyaningsih
Mantan penyanyi cilik Tasya Kamila yang kini aktif sebagai pembicara public speaking dan pendidikan di berbagai universitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan lekat dengan citra membosankan, penuh tumpukan buku berdebu, dan hanya berisi orang-orang serius. Tapi itu dulu karena nyatanya memasuki era digital seperti sekarang citra perpustakaan yang demikian perlahan terkikis. Perpustakaan perlahan menjadi tempat nongkrong yang asyik untuk belajar dan berdiskusi. 

Setidaknya inilah yang dialami mantan penyanyi cilik Tasya Kamila. Dia mengaku perpustakaan adalah salah satu tempat favoritnya untuk belajar. "Perpustakaan adalah tempat yang asyik untuk berkumpul karena ada wifi kencang dan gratis. Selain itu suasana perpustakaan mendukung kita untuk jadi produktif," ungkapnya saat ditemui dalam sebuah acara di Jakarta, Jumat (28/9).

Menurutnya, banyak perpustakaan saat ini hadir dengan suasana yang menyenangkan. Oleh karena itu daripada mengerjakan tugas di kafe, dia lebih senang menyelesaikan tugas di perpustakaan. "Kalau di kafe berisik jadi tidak bisa konsentrasi dan susah komunikasi. Kita juga harus beli sesuatu dulu untuk bisa duduk di sana. Kalau di perpustakaan gratis," jelasnya. 

Perempuan yang kini aktif menjadi pembicara bidang public speaking dan pendidikan ini pun merasa bersyukur sejak di bangku sekolah sampai kuliah selalu memiliki akses ke perpustakaan yang memadai. Di Universitas Indonesia dan Columbia University yang merupakan almamaternya, perpustakaan adalah tempat yang kondusif dengan ragam bacaan komplit. 

Belajar kelompok di perpustakaan juga membuatnya lebih bisa berkonsentrasi daripada belajar kelompok di rumah. "Belajar bareng di rumah banyak gangguannya. Mulai dari ingin nonton film di televisi, tidur-tiduran karena ada bantal, sampai keinginan memasak karena lapar," ungkapnya. 

Disinggung mengenai surutnya minat generasi milenial terhadap perpustakaan dan buku, Tasya tak menampik hal itu. Menurutnya anak-anak yang satu generasi dengannya kini memang lebih senang membaca dari internet daripada membaca buku. "Internet memang mudah diakses dan membantu aktivitas kita. Tapi untuk memperoleh informasi lebih terpercaya dan kredibel tetap harus membaca buku karena di buku ada proses editing berlapis," pungkasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement