REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perasaan marah saat lapar menunggu makanan datang merupakan hal yang wajar. Merasa 'hangry' atau hungry dan angry melibatkan proses metabolisme di dalam tubuh. Penelitian dari University of Guelph menyebutkan, hangry bisa terjadi dan berhubungan antara jam makan serta suasana hati.
Dilansir melalui Daily Mail, perasaan lapar merupakan peringatan bahwa darah kekurangan glukosa. Gejala seseorang lapar akan merasakan lemah, pusing, dan gemetar. Gejala gula rendah tersebut sering pula disebut hipoglikemia.
Studi menjelaskan, beraktivitas terlalu lama tanpa asupan makanan akan mengubah suasana hati seseorang atau hangry. Di dalam penelitian menyebutkan ada kaitan antara keduanya, yakni nutrisi dan depresi. Namun studi tersebut tidak fokus terhadap amarah.
Awalnya para ilmuwan asal Kanada tersebut mencoba memeriksa depresi dari banyak sudut. Salah satu penulis studi Dr Francesco Leri mengatakan, peneliti ingin membuktikan hubungan antara gula, sistem otak, serta stres metabolik. Para peneliti menemukan, ada kaitan antara tingkat depresi yang lebih tinggi apabila mengalami gangguan metabolisme.
Para peneliti juga mempertanyakan kaitan antara gangguan metabolisme dengan mood. Untuk menguji tersebut para ilmuwan mensimulasikan rasa lalar dari para tikus. Mereka diberikan suntikan obat yang membuat mereka tidak dapat melakukan metabolisme glukosa sehingga merasa lapar. Ternyata tidak butuh waktu lama bagi para tikus merubah perasaannya.
Tim studi melihat pergeseran utama dari perilaku. Tikus memiliki energi rendah, lamban, dan kesulitan bergerak. Tikus dibagi ke dalam dua kamar saat suntikan diberikan. Penelitian juga mengukur tingkat versi tikus mulai dari hormon stres dan kortisol pada yang bergerak lamban.
Untuk menguji suasana hati, ilmuwan kemudian menyuntikam obat antidepresan. Saat tikus diberikan bupropion respons stres berkurang hingga sepenuhnya. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa nutrisi memainkan peran dalam perilaku dan suasana hati. Hal tersebut mengindikasikan bahwa wajar saja suasana hati menjadi tak enak atau cepat marah ketika seseorang belum makan.