REPUBLIKA.CO.ID, HUMBAHAS,SUMUT -- Masyarakat di sekitar kawasan pariwisata Danau Toba, atau tepatnya di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Samosir diharapkan dapat memaksimalkan program pengembangan kewirausahaan pariwisata di bidang homestay dan tour guide yang baru saja diluncurkan pemerintah. Sehingga dapat meningkatkan pariwisata Danau Toba yang berstandar dunia, dengan melibatkan penuh peran masyarakat.
"Hal ini penting karena peningkatan keahlian SDM tidak hanya ditujukan untuk mengisi lapangan kerja pada dunia industri, tapi juga menumbuhkan wirausaha yang memang dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Khususnya sektor pariwisata di Danau Toba," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, kemarin.
Dalam pengembangannya nanti, delapan kementerian/lembaga, termasuk Kementerian Pariwisata akan mendukung dengan peranannya masing-masing. Namun ia mengharapkan agar pembangunan fisik homestay dapat mengikuti desain arsitektur nusantara yang sudah dirancang Kemenpar.
Yakni dengan mengadopsi kearifan lokal sehingga bisa menjadi atraksi dan daya tarik bagi wisatawan.
"Bagi wisatawan salah satu yang penting experience, mulai turun dari airport sampai tempat tinggal mereka di penginapan atau homestay," ujarnya.
Menurut Menpar, ia akan mengirim surat pada Kemendes yang dalam pilot project ini akan membangun fisik homestay, agar dapat menggunakan arsitektur nusantara. Sebelumnya Kemenpar telah menyelenggarakan Sayembara Arsitektur Nusantara untuk homestay yang masing-masing desainnya mengusung 10 Bali Baru (destinasi prioritas).
Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi mengapresiasi dan mendukung penuh program pengembangan pariwisata Danau Toba. Bersama jajaran pemerindah daerah yang ada, semua berkomitmen untuk mengembangkan pariwisata Danau Toba.
"Sekarang tinggal kita (masyarakat), akan kita segera tindak lanjuti tidak hanya pangku tangan. Kita jadikan tempat ini tempatnya orang berkunjung, saya yakin itu bisa," ujar Edy Rahmayadi.