Kamis 20 Sep 2018 23:09 WIB

Belasan Musisi Galang Dana untuk Korban Gempa Lombok

Jakarta Loves Lombok digelar di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (19/9).

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Musisi asal Aceh Alul tampil pada konser kemanusiaan Jakarta Loves Lombok di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (19/9) malam.
Foto: Republika/Prayogi
Musisi asal Aceh Alul tampil pada konser kemanusiaan Jakarta Loves Lombok di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (19/9) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belasan musisi menggalang dana di Konser Kemanusiaan "Jakarta Loves Lombok", Rabu (19/9) petang. Musisi Dwiki Dharmawan sebagai inisiator konser mengungkap alasan di balik pentingnya acara tersebut.

"Mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa masih ada konser kemanusiaan Lombok yang digelar. Ini karena ada jalan yang masih sangat panjang untuk recovery," kata Dwiki pada acara yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta itu.

 

Konser bermula pukul 19.45 petang, diawali penampilan musisi Aceh bernama Alul. Bersama band pengiring, pria yang selamat dari tsunami Aceh Desember 2004 itu membawakan dua lagu Aceh yang dikemas dengan musik modern.

 

"Saya dulu juga terkena gempa dan hanyut terbawa air. Sekarang saya berdiri di sini memberi semangat kepada korban gempa Lombok untuk bangkit," kata Alul pada jeda lagu.

 

Konser juga menayangkan video kondisi terkini di Lombok, termasuk wawancara dengan sejumlah pengungsi yang rumahnya hancur. Banyak keluarga belum berani mendatangi reruntuhan rumah karena trauma.

 

Sebelum menyanyikan lagu masing-masing, para musisi menyampaikan simpati kepada korban gempa dan mengajak penonton berdonasi. Sederet musisi itu antara lain Lana Nitibaskara, Trisouls, dan Tiga Pria (Lucky Idol, Ari Sanjaya, Iwan Abdie).

 

Di atas panggung, penyanyi Amelia Ong membawakan lagu "Rayuan Pulau Kelapa" dan "Cinta Indonesia" diiringi para musisi bersama Dwiki. Malam itu, Dwiki juga mengiringi Dewi Gita menyanyikan tembang "Dengan Menyebut Nama Allah" dan "Ibu Pertiwi".

 

Dwiki bahkan melelang keytar bersejarah miliknya seharga Rp 20 juta. Instrumen musik yang dipesan langsung dari Jepang itu dia beli pada 1982. Kala itu, Dwiki yang masih berusia 16 tahun menabung uang honor bermusik dan melatih vokal grup.

 

"Ini lelang barang kesayangan saya yang ketiga. Demi saudara-saudara kita di Lombok. Semoga mengetuk hati kita semua," ujar personel grup musik Krakatau itu.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement