Selasa 18 Sep 2018 15:37 WIB

Awas, Ada Risiko di Balik Penggunaan Aspirin untuk Lansia

Pil aspirin ternyata bisa menganggu kesehatan lansia sehat yang mengonsumsinya

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Lansia
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Lansia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama bertahun-tahun, konsumsi aspirin secara rutin setiap hari diyakini sebagai cara termudah untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Anggapan ini didukung oleh beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa aspirin berpotensi menurunkan serangan jantung atau kanker.

Sayangnya, anggapan ini perlu dipertimbangkan ulang. Penelitian terbaru yang dimuat dalam New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa penggunaan aspirin setiap hari hanya memberi sedikit manfaat bagi kelompok usia lebih tua. Penggunaan aspirin secara rutin pada orang tua justru memiliki potensi risiko yang merugikan kesehatan.

Hal ini diketahui setelah sebuah penelitian dilakukan terhadap lebih dari 19 ribu lansia berusia di atas 70 tahun di Australia dan Amerika. Seluruh partisipan dibagi ke dalam dua kelompok di mana kelompok pertama diminta untuk meminum tablet aspirin 100 mg setiap hari, sedangkan kelompok kedua diminta untuk meminum pil placebo.

Selama penelitian berlangsung, tim peneliti memantau kemungkinan adanya kemunculan penyakit, demensia, disabilitas atau kematian pada lansia yang berpartisipasi. Setelah sekitar lima tahun, tim peneliti menemukan bahwa tidak ada perbedaan berarti pada kelompok lansia yang mengonsumsi aspirin maupun kelompok lansia yang mengonsumsi pil placebo.

Sebanyak 921 lansia dari kelompok aspirin tercatat mengalami demensia, meninggal dunia, atau mengalami disabilitas. Sedangkan pada kelompok placebo, ada sekitar 914 lansia yang tercatat mengalami demensia, meninggal dunia atau mengalami disabilitas selama periode penelitian berlangsung.

Tim peneliti mengatakan bukti ilmiah selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa penggunaan aspirin dapat membantu pasien dengan riwayat serangan jantung atau stroke untuk terhindar dari masalah jantung. Namun, hasil penelitian terbaru menunjukkan dampak yang lebih rumit terkait penggunaan aspirin pada lansia sehat.

Tim peneliti mengatakan lansia sehat yang mengonsumsi aspirin maupun pil placebo secara rutin memiliki kejadian kasus masalah kardiovaskular yang hampir sama, misalnya serangan jantung, stroke dan gagal jantung. Meski begitu, angka masalah jantung secara keseluruhan pada kelompok aspirin memang lebih rendah dibandingkan perkiraan semula.

Sayangnya, tim peneliti juga menemukan bahwa lansia sehat yang mengonsumsi aspirin memiliki risiko lebih tinggi terhadap pendarahan besar jika dibandingkan dengan lansia yang mengonsumsi pil placebo. Seperti diketahui, pendarahan merupakan salah satu risiko efek samping dari penggunaan aspirin.

Dari temuan-temuan ini, tim peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan aspirin pada lansia sehat yang tidak memiliki masalah jantung justru memiliki lebih banyak dampak negatif dindingkan manfaatnya. Namun, penggunaan aspirin pada orang-orang dengan riwayat masalah jantung justru lebih banyak memberikan keuntuntungan bagi kesehatan.

Terkait angka kematian, tim peneliti juga menemukan bahwa angka kematian pada kelompok aspirin adalah 558 kasus sedangkan pada kelompok placebo adalah 494 kasus. Sebagian kasus kematian ini berkaitan dengan kanker.

Temuan ini cukup mengejutkan karena selama ini penggunaan aspirin diyakinu dapat mencegah terjadinya beberapa jenis kanker. Meski begitu, tim peneliti menilai temuan mereka harus diinterpretasikan dengan kehati-hatian. Temuan ini juga tidak menunjukkan bahwa aspirin menyebabkan kanker. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menilai seberapa efektif penggunaan aspirin untuk upaya pencegahan kanker.

Tim peneliti juga menegaskan bahwa hasil temuan ini belum dapat menjawab pertanyaan apakah seseorang yang mengonsumsi aspirin sebagai upaya pencegahan harus berhanti mengonsumsi aspirin atau tidak. Tim peneliti menilai tiap orang perlu melakukan diskusi dengan dokter masing-masing terkait penggunaan aspirin.

"Hasil penelitian ini tidak secara langsung menjawab pertanyaan apakah lansia sehat yang menggybakan aspirin sebagai pencegahan utama harus menghentikan penggunaannya atau tidak," papar tim peneliti seperti dilansir //TIME//. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement