REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paul McCartney belum lama ini merilis lagu baru terkait perubahan iklim. Lagu dari album terbaru tersebut ternyata ditujukan untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pentolan grup musik The Beatles itu mengungkapkannya melalui sebuah wawancara dengan BBC News, yang kemudian dikutip Fox News.
"Orang-orang yang menolak perubahan iklim, saya pikir itu hal paling bodoh yang pernah ada," ujar McCartney. Lagu berjudul 'Despite Repeated Warnings' tersebut menggambarkan sebuah kecaman tentang orang-orang yang menolak perubahan iklim. Mereka bersikeras menolak padahal tidak mengetahui apa-apa.
McCartney mengungkapkan, ia terinspirasi membuat lagu yang berbicara dengan dasar penolakan tersebut. "Terkadang kita mempunyai seorang kapten yang gila mengajak berlayar, dan tahu bahwa layar kapal akan membawa ke gunung es," kata McCartney. Walau telah diperingatkan tetap saja tidak mendengarkan.
Pria berusia 76 tahun tersebut ditekan untuk mengungkapkan subjek utama dari pembuatan lagu. McCartney kemudian menjawab subjek nyata dari lagunya tak lain adalah sang presiden. Namun ia menegaskan pesan dari lagu bisa berlaku untuk banyak orang. "Maksud saya memang jelas tertuju pada Trump, tapi dia hanya salah satunya dari sekian banyak lainnya," lanjut McCartney.
Musisi ini sebelumnya menyebutkan pandangan Trump tentang perubahan iklim bukan sebuah solusi. Trump menyebutkan perubahan iklim hanya sebuah tipuan. McCartney berkata, banyak orang yang seperti dirinya akan menyebut pikiran itu gila. Di dalam lagu berpesan, ucapan tersebut bisa dilupakan dan kita bisa melakukan sesuatu yang lebih baik.