Jumat 14 Sep 2018 09:15 WIB

Baik Mana 'Cheat Meals' atau 'Cheat Days'?

Cheat meals ternyata ampuh menurunkan berat karena menekan hormon leptin

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pelaku diet
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pelaku diet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika epidemi obesitas meningkat, pencarian strategi penurunan berat badan yang efektif menjadi semakin kuat. Kemudian, hal sulit lainnya datang, yaitu membuat strategi itu bertahan dan bisa dilakukan secara terus-menerus.

Untuk membuat strategi pola makan berhasil, maka dimunculkan konsep makan kotor (cheat meals) dan sehari makan kotor (cheat days). Kedua konsep ini untuk memberikan kesempatan seseorang memenuhi hasrat makan yang diinginkan yang nanti bisa kembali pada strategi pola makan yang diterapkan.

Cheat meals ini merupakan konsep membiarkan diri Anda kesempatan menikmati masa-masa memakan sesuka hati, tidak mengikuti pedoman yang sudah diterapkan pada waktu tertentu. Sementara hari kotor memungkinkan pilihan makanan yang bebas sepanjang hari.

Namun, apakah kedua konsep itu tidak akan menghambat pola makan untuk tubuh? Perubahan berat badan dan komposisi tubuh adalah proses yang rumit. Tidak semua orang akan menanggapi cara yang sama untuk strategi yang sama.

Sudah menjadi pengetahuan umum, mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang dibakar, kemungkinan penurunan berat badan akan terjadi. Dengan cara ini, strategi cheat day mungkin efektif kalau mampu menjalankan diet yang terencana dengan baik dan menjaga asupan kalori yang dikurangi secara keseluruhan.

Tapi, menggunakan cheat meals akan menyebabkan perubahan yang terukur dalam komposisi tubuh dan meningkatkan fungsi metabolisme karena fluktuasi hormon haus leptin. Leptin adalah hormon yang bertanggung jawab untuk menekan perasaan lapar.

Beberapa penelitian menunjukkan, ketika seseorang mengalami penurunan berat badan yang signifikan, kadar leptin dapat menurun. Namun, hasil ini tidak konsisten dengan penelitian lain.

Teori manajemen berat badan yang umum adalah dengan tingkat leptin yang bersirkulasi lebih rendah, tubuh mungkin untuk makan berlebihan karena tidak memiliki cukup hormon yang mengirimkan sinyal tubuh puas dan kenyang. Ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan.

Para pendukung strategi cheat meals untuk menurunkan berat badan lebih lanjut berteori periode makanan berkalori tinggi yang berlebihan akan mengelabui siklus hormon. Cara ini untuk menghasilkan lebih banyak leptin sementara dan mencegah keinginan untuk mengulangi berlebihan.

Masih belum jelas bagaimana fluktuasi kadar leptin yang terkait dengan perubahan berat badan memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan perilaku makan dan mempertahankan penurunan berat badan. Akibatnya, dibutuhkan lebih banyak penelitian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement