Jumat 07 Sep 2018 01:23 WIB

Pasangan Muda Ramai Kunjungi Museum Macan

Saat hari biasa pengunjung tidak membeludak meski antrean tiket mengular.

Rep: Muslim AR/ Red: Ani Nursalikah
Pasangan muda dengan balitanya ramai mengunjungi Museum MACAN. Museum yang dikelola swasta ini merupakan museum kontemporer dan modern pertama yang dibuka untuk publik. Kereta-kereta bayi yang dibawa mengunjungi museum MACAN, di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Rabu (5/9).
Foto: Republika/Muslim AR
Pasangan muda dengan balitanya ramai mengunjungi Museum MACAN. Museum yang dikelola swasta ini merupakan museum kontemporer dan modern pertama yang dibuka untuk publik. Kereta-kereta bayi yang dibawa mengunjungi museum MACAN, di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Rabu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan pasangan muda bersama balita mereka dengan kereta dorongnya ramai-ramai mengunjungi pameran tunggal seniman asal Jepang Yayoi Kusama di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara atau lebih dikenal dengan sebutan Museum Macan. Museum yang dikelola swasta di daerah Kebon Jeruk ini akan mengakhiri pameran tunggal koleksi seniman yang hidup bersama halusinasi itu dalam empat hari lagi.

Puluhan keluarga dengan balitanya itu berkeliling di area pameran yang menampilkan karya seniman perempuan berusia 89 tahun itu. Sembari mendorong kereta bayi, pasangan muda tersebut berswafoto di setiap area pameran. Bahkan saat mengantre untuk masuk ke salah satu instalasi, mereka rela menggendong bayinya hampir satu jam lamanya sebab kereta bayi mereka menggangu antrean pengunjung lain.

"Kalau weekend kita nggak berani ke sini bawa anak, rame banget," kata Christie (29 tahun), seorang pengunjung museum, Rabu (5/9).

Christie tak sendiri, ia sudah janjian dengan dua temannya yang juga baru memiliki anak satu. Mereka bertemu di area Infinity Nets. Dua orang teman Christie serupa dengan dirinya, masih muda dan jalan bersama suami mereka. Tiga keluarga muda ini lalu bercengkrama saling berbagi cerita.

Menurut Christie yang tinggal di daerah Pantai Indah Kapuk ini, mengunjungi museum dengan suami dan buah hati yang masih kecil merupakan kesenangan yang berbeda. Museum cenderung tidak terlalu riuh dan ramai, para pengunjung juga tidak berdesak-desakan, meski antrean mengular.

photo
Pasangan muda dengan balitanya ramai mengunjungi Museum MACAN. Museum yang dikelola swasta ini merupakan museum kontemporer dan modern pertama yang dibuka untuk publik. Kereta-kereta bayi yang dibawa mengunjungi museum Macan, di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (5/9).

"Rewelnya sih karena dingin, atau popoknya penuh aja," ujar Christie.

Tangisan anak Christie memecah suasana. Namun dengan sigap staf museum mencoba menenangkan anak Christie, begitupun dengan anak-anak lainnya yang dibawa orang tua mereka untuk mengunjungi pameran seni tersebut.

Museum Macan manempilkan beberapa karya Yayoi mulai 12 Mei 2018 hingga 9 September nanti. Dari semua karya Yayoi hanya satu instalasi yang tak boleh dikunjungi anak-anak. Hal ini dikarenakan karya yang ditampilkan mengandur unsur seksualitas yang vulgar. Body and Performance label instalasi tersebut berisi karya berupa foto-foto dan video yang mengekplorasi tubuh orang dewasa.

Kereta-kereta bayi dibiarkan terletak di area pameran. Sejatinya, museum MACAN punya area khusus untuk anak-anak, namun usia anak-anak yang bisa masuk dan menikmati permainan di Childern Space itu harus berusia empat tahun ke atas.

photo
Pasangan muda dengan balitanya ramai mengunjungi Museum MACAN. Museum yang dikelola swasta ini merupakan museum kontemporer dan modern pertama yang dibuka untuk publik. Kereta-kereta bayi yang dibawa mengunjungi museum Macan, di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (5/9).

Kotak Utak Atik atau The Thinker Box dirancang oleh seniman Gatot Indrajati. Ia menyediakan ruang khusus anak yang berada di dekat pintu masuk area pameran.

Ruangan itu hampir serupa pabrik mini yang berisi "mesin" kardus yang telah didekonstruksi oleh Gatot. Dengan bahan kardus dan kayu, para pengunjung dan anak-anak mereka diajak membuat sesuatu sesuai imajinasi mereka.

Konsepnya, dengan berbahan dasar barang bekas. Gatot ingin menyampaikan bahwa benda-benda yang rusak dapat diperbaiki atau dirombak dan tidak dibuang tapi dipergunakan untuk sesuatu yang baru.

Anak-anak diberikan kardus bekas dan kayu yang telah dipola sedemikian rupa, lalu mereka dengan bebas bisa membongkar pasang pola itu untuk dibentuk menjadi sesuatu yang baru.

Museum Macan dibuka untuk umum pada pertengahan November 2017, hingga kini beberapa pameran telah dilakukan museum swasta tersebut. Untuk masuk ke dalam museum, Anda harus menyiapkan biaya sebesar Rp 100 ribu untuk tiket dewasa, Rp 90 untuk pelajar dan lansia dan untuk anak-anak tiketnya seharga Rp 80 ribu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement