Kamis 06 Sep 2018 06:27 WIB

7 Hal Salah Kaprah Soal Tabir Surya

Aplikasi tabir surya apa pun tidak akan bertahan lebih dari 2-4 jam.

Rep: retno wulandhari/ Red: Dwi Murdaningsih
Ketika beraktivitas pastikan kulit terlindungi dengan tabir surya.
Foto: Republika/Prayogi
Ketika beraktivitas pastikan kulit terlindungi dengan tabir surya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sunscreen atau tabir surya adalah salah satu produk perawatan kulit yang paling dasar bagi perempuan. Meskipun penting, nyatanya masih banyak perempuan yang salah paham dengan cara pemakaian tabir surya. Bahkan tidak sedikit yang masih mengaplikasikan tabir surya berdasarkan mitos-mitos yang berkembang.

Namun apapun alasanya, tidak memakai tabir surya atau menggunakan tapi dengan cara tidak tepat akan membuat produk perawatan kulit ini tidak berfungsi maksimal. Lalu, apa sajakah mitos seputar tabir surya ini? Berikut rangkumannya dilansir India Times.

Benarkah Facial Ampuh Atasi Jerawat?

Kulit gelap atau kecoklatan tidak memerlukan tabir surya

Ini adalah mitos yang paling umum diyakini banyak perempuan. Tidak hanya membuat kulit menjadi lebih gelap, terlalu lama terpapar sinar matahari bisa memberikan dampak yang buruk untuk kesehatan kulit, baik itu kulit putih maupun gelap. Bahkan kulit gelap sangat rentan meningkatkan risiko penyakit kanker kulit.

Orang yang selalu memakai tabir surya aman dari kanker kulit

Sayang, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Sebab, tidak ada tabir surya yang dapat memberi perlindungan 100 persen dari efek sinar UVA dan UVB yang berbahaya. Itulah mengapa para ahli selalu menyarankan agar selalu mengenakan pakaian tertutup, topi, dan kacamata pelindung untuk menutupi tubuh sebanyak mungkin.

Hindari paparan di bawah matahari saat berada di puncaknya yaitu antara jam 10 pagi hingga 2 siang. Selain itu, oleskan tabir surya pada semua area tubuh termasuk telapak kaki, punggung, dan bagian belakang telinga.

Tak perlu oleskan tabir surya saat cuaca mendung

Meski seakan terlindung, kepulan awan sejatinya tidak benar-benar menghalangi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB. Awan justru menyaring sinar matahari yang merupakan penyebab utama kanker kulit. Maka tidak alasan untuk tidak mengaplikasikan tabir surya setiap kali keluar dari rumah.

Kulit langsung terlindung dari sesaat setelah mengaplikasikan tabir surya

Mitos atau kebiasaan ini tanpa disadari hampir dilakukan oleh banyak orang. Padahal, tabir surya memerlukan waktu untuk menyerap ke kulit sebelum keluar rumah dan terkena paparan sinar matahari.

Tabir surya terbuat dari air dan minyak, yang harus kering dan mengikat satu sama lain untuk membentuk lapisan pelindung. Setelah mengoleskan tabir surya, tunggu 10 sampai 20 menit sebelum keluar rumah agar tabir surya bisa melindungi kulit dengan sempurna.

Tidak ingin pakai tabir surya agar kulit bisa menyerap vitamin D

Seseorang hanya membutuhkan sekitar 15 menit di bawah sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D yang dibutuhkan tubuh. Dengan memakai tabir surya seseorang masih bisa mendapatkan vitamin D sebab tabir surya tidak 100 persen melindungi kulit dari sinar UV.

Semakin tinggi SPF, tabir surya bisa melindungi kulit lebih lama

Aplikasi tabir surya apa pun tidak akan bertahan lebih dari 2-4 jam. Ini artinya dibutuhkan pengaplikasian berulang sebab tabir surya akan kehilangan efektivitasnya setelah terkena cahaya matahari.

Tabir surya tahan air tidak memerlukan aplikasi berulang

Tidak ada tabir surya yang tahan air '100 persen'. Oleh karena itu, tabir surya harus diaplikasikan kembali setelah ke;uar masuk air. Setelah diaplikasikan, diamkan setidaknya 10-15 menit sebelum terkenan air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement