REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata terus menggarap potensi pasar wisatawan muslim. Diantaranya wisatawan muslim asal Cina yang jumlahnya sangat besar.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II yang membidangi pasar Cina, Vinsensius Jemadu, mengatakan, tahun depan Kemenpar akan fokus menyasar potensi wisatawan dari wilayah Ningxia dan Xi'an. Dua daerah tersebut merupakan wilayah yang ditempati mayoritas masyarakat muslim di Cina.
"Ada 100 juta wisatawan muslim yang ada di sana. Dan mereka mencari destinasi yang ramah muslim (muslim friendly). Indonesia tentunya destinasi yang sangat cocok," ujar Vinsensius Jemadu, Rabu (5/9).
Menurut Vinsen, karakteristik wisatawan muslim Cina memiliki ketertarikan yang sama dengan wisatawan Cina pada umumnya. Yakni menyukai wisata bahari yang menyuguhkan pemandangan alam serta laut yang jernih dan kehidupan bawah laut yang indah.
"Secara umum, preferensi mereka sama," ujar Vinsen.
Namun sebagai wisatawan muslim, mereka menginginkan destinasi yang ramah terhadap muslim yang dapat memenuhi kebutuhan dasar wisatawan muslim. Mulai sarana ibadah dan makanan halal.
"Mereka sangat memperhatikan soal makanan (halal), mereka juga memerhatikan tempat dan sarana ibadah. Dan mereka juga suka belanja," ujar Vinsen.
Menurut Vinsen, Kemenpar telah menyiapkan strategi promosi untuk meraih wisatawan dari dua daerah tersebut. Diantaranya memulai branding dan advertising di berbagai saluran media di Ningxia dan Xi'an.
"Kita juga akan mulai memperhatikan waktu promosi di waktu puasa dan lebaran di sana," kata Vinsen.
Cina memang merupakan negara penyumbang wisatawan terbesar ke Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Juni 2018, jumlah kunjungan wisatawan asal Cina telah mencapai 1.048.456.
Ditargetkan jumlahnya akan terus meningkat hingga 2.620.000 hingga akhir 2018.