Rabu 05 Sep 2018 10:54 WIB

UGD RS Siloam Buton Dominan Tangani Penyakit Stroke

Stroke menyumbang sebagian besar angka kecatatan pascadiagnosis

Stroke
Stroke

REPUBLIKA.CO.ID, BUTON -- Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan ujung tombak terhadap penanganan beragam penyakit kritis yang membutuhkan pertolongan segera. Penyakit itu diantaranya penyakit yang melibatkan otak, jantung dan kecelakaan. 

Kepala UGD RS Siloam Buton, dr. Alsyahrin Manggala mengatakan, rata rata setiap bulan, pihaknya menangani 6 hingga 7 pasien yang mengalami gejala stroke atau kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah.

"Penanganan dominan di UGD RS Siloam Buton adalah penyakit stroke. Setiap bulan terdapat 6 hingga 7 pasien di UGD karena terkena stroke tersebut, "ungkap Kepala UGD RS Siloam Buton, dr. Alsyahrin Manggala, Selasa (4/9) berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id

Sementara itu ahli saraf dari RS Siloam Buton, dr. La Ode Muhammad Fattahila menyatakan stroke menyumbang sebagian besar angka kecacatan pascadiagnosis. "Gejala stroke biasanya terdeteksi setelah pasien mengalami gangguan seperti kelumpuhan atau kesadaran menurun setelah 24 jam, namun pada beberapa kasus terdapat gejala stroke dengan tanda kelumpuhan namun akan membaik dalam 24 jam setelah kejadian, " papar La Ode.

Dikatakan dr. La Ode, gejala tersebut dinamakan  Transient Iskemik Attack (TIA). "Transient Iskemik Attack adalah stroke dengan gejala yang menghilang setelah 24 jam kejadian. TIA tidak menyebabkan kerusakan permanen pada otak namun merupakan alarm/ peringatan serius terhadap serangan stroke yang tidak boleh diabaikan, " imbuh La Ode mengingatkan. 

Faktor risiko terjadinya TIA yaitu tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, dislipidemia kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, stress.

"Sehingga sebagai pencegahan kita harus CERDIK atau Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, Kelola stres, " pungkas La Ode menjelaskan.

WHO mencatat pada tahun 2012 di Indonesia terdapat 450 kasus per 100.000 penduduk di tahun 2012 dengan didominasi oleh laki-laki dengan probabilitas kematian usia 30-70 tahun sekitar 23%3,4.

Selain stroke dan penyakit jantung koroner kematian akibat kecelakaan jumlahnya makin meningkat tiap tahun. Terdapat 1,25 juta kematian akibat kecelakaan di tahun 2013 dengan rentang usia 15-29 tahun dan diperkirakan kematian akibat kecelakaan lalu lintas akan menempati posisi ke-5 dalam penyabab kematian di tahun 2030. Demikian data yang diungkapkan WHO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement