Rabu 05 Sep 2018 09:17 WIB

Kenali Lebih Jauh Risiko Serius dari Campak dan Rubella

Rubella yang menular ke ibu hamil bisa menyebabkan catat pada janin.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan memberikan vaksin Measles Rubella (MR) kepada siswa saat Kampanye Imunisasi Campak dan MR di SMPN 9, Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/8).
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Petugas kesehatan memberikan vaksin Measles Rubella (MR) kepada siswa saat Kampanye Imunisasi Campak dan MR di SMPN 9, Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Beberapa pekan terakhir masyarakat disuguhi iklan kampanye vaksin untuk mencegah penyakit campak dan rubella. Anjuran ini menuai pro dan kontra di berbagai kalangan terkait kehalalan vaksin. Bahkan ada kalangan yang secara terang-terangan mendeklarasikan diri sebagai anti vaksin.

Baca Juga

Namun di luar kontroversi yang masih berlanjut hingga hari ini, ada baiknya mengenal lebih jauh apa itu campak dan rubella. Dokter spesialis anak Sri Rezeki Hadinegoro menjelaskan measles atau campak adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus campak.

"Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi, pilek, batuk, kadang disertai diare," ungkapnya dalam seminar kesehatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, beberapa waktu lalu.

Campak juga ditandai dengan ruam kulit dimulai dari belakang telinga lalu menyebar ke anggota badan yang lain. Komplikasi campak dapat menyebabkan kematian terutama pada penderita gizi buruk. Campak juga dapat berujung pada dehidrasi, pneumonia (radang paru), hingga radang otak (ensefalitis). Risiko cacat pada mata karena defisiensi vitamin A juga mengintai pasien campak.

Sebanyak 89 persen kasus campak terjadi pada usia 15 tahun ke bawah. Oleh karena itu, vaksin campak diberikan kepada anak-anak usia sembilan bulan sampai 15 tahun.

Selanjutnya mari mengungkap apa itu rubella. Sri menjelaskan rubella adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh rubella namun demam pada penderita rubella tidak tinggi. "Ruam halus dimulai dari muka kemudian menyebar ke badan," imbuhnya.

Rubella jarang disertai pilek atau mata merah dan sering menyerang anak yang berusia lebih besar. Rubella jadi masalah besar apabila diidap oleh ibu hamil. Jika ibu hamil terkena infeksi rubella pada trimester satu maka akan mengakibatkan cacat pada janin. Cacat pada janin disebut Sindrom Rubella Kongenital atau Congenital Rubella Syndrome (CRS).

"Ibu hamil bisa saja tertular rubella dari anak-anak di sekitarnya. Maka dari itu vaksin berguna untuk menghambat penyebarannya dari anak ke orang lain," papar Sri.

Bayi yang lahir dari ibu dengan penyakit rubella akan mengidap CRS. Bayi demikian ditandai dengan lingkar kepala lebih kecil dari ukuran normal, kelainan pada mata, dan tuli. Bayi juga kemungkinan menderita penyakit jantung bawaan (jantung bocor), keterlambatan mental, dan ruam kulit mirip seperti campak.

Sindrom Rubella Kongenital juga menyebabkan bayi terkena kelainan mata seperti katarak dan bola mata kecil. "Jadi manfaat imunisasi untuk mencegah kematian dan kecacatan akibat campak dan rubella itu bukan hoaks," ungkap dokter yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement