Senin 03 Sep 2018 18:57 WIB

Mau Selamat di Jalan, Ini Tipsnya

Langkah awal dimulai dari persiapan diri dengan beristirahat yang cukup.

Rep: Hiru Muhammad/ Red: Satya Festyiani
: suasana pelatihan safety riding yang dilakukan Jusri Palubuhu, founder Jakarta Defensive Driving Consultant dan praktisi road safety, Sabtu (1/9)
Foto: Hiru Muhammad/Republika
: suasana pelatihan safety riding yang dilakukan Jusri Palubuhu, founder Jakarta Defensive Driving Consultant dan praktisi road safety, Sabtu (1/9)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali masalah sepele saat berkendara yang terabaikan, dapat memicu terjadinya musibah kecelakaan di jalan. Kerugian yang tidak kecil tersebut tentunya bisa dihindari apabila kita memahami tips sederhana sebelum berkendara.

Jusri Palubuhu, founder Jakarta Defensive Driving Consultant dan praktisi road safety di sela kegiatan Saturday morning riding (Satmori) I wanna get home safely (IWGHS) yang digelar Adira Insurance, Sabtu (1/9) menilai kecelakaan terjadi akibat berbagai hal. Selain kelelahan, juga pikiran yang tidak fokus karena terbayang masalah lain terkait pekerjaan, kondisi ekonomi keluarga dan sebagainya.

Hal ini membuat tidak konsentrasi sehingga tidak memahami situasi lalu lintas jalan yang dilaluinya saat itu. "Kami ingin mengubah cara berfikir pengendara khususnya motor di jalan raya," katanya. 

Menurutnya, ada sejumlah tips ringan yang cukup efektif apabila diterapkan saat berlalulintas. Langkah awal dimulai dari persiapan diri dengan beristirahat yang cukup dan rajin berolah raga. Istirahat yang cukup  dan berolah raga akan membantu kebugaran tubuh yang membantu konsentrasi saat berkendara. "Salah satu tanda kelelahan adalah menginjak rem tanpa alasan yang jelas, satu satunya solusi adalah berhenti dan istirahat," katanya. 

Tubuh manusia rata-rata perlu beristirahat antara 6 hingga 8 jam dalam satu hari. Siklus otak manusia yang terbaik adalah pukul 06.00 hingga 10.00 pagi. Setelah pukul 10.00 hingga 13.00 siang, kondisi menurun. Setelah itu kembali naik  hingga pukul 20.00 malam. Setelah pukul 20.00 ke atas tubuh menurun tajam sehingga perlu istirahat. 

Saat hendak berangkat pastikan kendaraan bermotor dalam kondisi yang sehat, tidak ada masalah dengan mesin, dokumen STNK, SIM atau hal lain yang dapat mengganggu perjalanan. Pastikan kaca spion kendaraan berada dalam posisi yang nyaman untuk melihat pemandangan ke belakang, termasuk bagi para pengguna kendaraan roda dua. Semakin besar ukuran kendaraan, titik blind spot akan semakin besar. 

Ini penting karena ada enam titik yang harus diwaspadai saat berkendara. Sisi kiri dan kanan, belakang, depan, atas dan bawah. Perhatian pada sisi kiri dan kanan untuk mengetahui adanya kendaraan lain di sekitar kita. Sisi depan dan belakang untuk mengetahui kendaraan di depan dan belakang, serta bawah untuk mengetahui medan jalan yang kurang bersahabat dengan pengguna jalan. "Sering kali kita menjumpai jalan yang bergelombang atau lubang yang bisa membuat celaka," tuturnya. 

Jusri juga menambahkan saat hendak berbelok, sebaiknya terlebih dahulu melirik kaca spion  sebelum menghidupkan lampu sein. Namun kedua hal itu dilakukan beberapa saat sebelum berbelok dan jangan mendadak ketika sudah hendak berbelok. Apabila mendadak akan membahayakan kendaraan lain disekitarnya karena dapat membuat mereka terkaget sehingga terpaksa menginjak rem mendadak dan menimbulkan kecelakaan. "Konsep selamat itu berlaku buat semuanya, jangan sampai gara gara kita, orang lain celaka," tegasnya.

Begitu juga saat menggunakan rem. Pada sepeda motor ada tiga jenis rem yang digunakan. Yakni rem tangan untuk roda depan, rem kaki untuk roda belakang dan engine brake untuk mengurangi putaran mesin. Rem kaki digunakan untuk mengurangi kecepatan kendaraan di posisi sekitar 30 kilometer perjam karena apabila kecepatan rendah menggunakan rem depan dikhawatirkan  motor akan terjungkal ke depan. 

Kecepatan 40 hingga 80 dapat menggunakan kombinasi rem depan dan blakang untuk menghentikan laju kendaraan. Sedangkan penggunaan engine brake atau mengurangi putaran mesin dapat dilakukan dengan menutup gas atau mengoper ke gigi yang lebih rendah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement