REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial disebut-sebut memberikan platform ‘suara’ pada kaum minoritas dan memulai sejumlah gerakan sosial penting. Namun penelitian telah mengaitkan penggunaan media sosial dengan gangguan kesehatan, seperti insomnia dan gangguan memori.
Karena hal ini, muncul gerakan Scroll-free. Gerakan ini merupakan sebuah kampanye yang mendorong orang mengambil jeda dari akun media sosial mereka selama 30 hari. Pendiri Time To Log Off dan penulis Stop Staring at Screen Tanya Goodin menggatakan istirahat beberapa jam dari media sosial dapat memperbaiki kesehatan mental.
Dilansir dari Independent, Sabtu (1/9), ada beberapa manfaat beristirahat sejenak dari media sosial. Pertama, meningkatkan tingkat kebugaran tubuh.
Orang dewasa Inggris menghabiskan rata-rata delapan jam 41 menit untuk menatap layar. Jumlah ini lebih dari jumlah rata-rata waktu yang mereka habiskan untuk tidur.
Pikirkan semua kegiatan yang dapat mengisi jam luang anda jika ingin berhenti sejenak dari media sosial. Salah satunya, dengan aktivitas latihan fisik.
Kedua, orang yang beristirahat sejenak dari media sosial merasa lebih bahagia dan rileks. Sebuah studi di Denmark pada 2015 menemukan hasil sepekan tanpa Facebook menyebabkan tingkat kebahagiaan peserta lebih tinggi.
Konsultan psikolog klinis Dr Sally Austen mengatakan pengguna awalnya merasakan gejala kecemasan, depresi, perasaan bosan dan kesepian saat mereka beristirahat dari media sosial. Hasil yang sama ada pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Guardian pada 2016.
Namun, dalam jangka panjang hampir setiap peserta dilaporkan merasa jauh lebih santai daripada ketika mereka menghabiskan lebih banyak waktu online.
Ketiga, kepercayaan diri akan meningkat. Pada 2017, sebuah penelitian bernama Instagram memiliki efek terburuk pada kesehatan mental anak muda dibandingkan dengan platform media sosial lainnya. Sebuah laporan, yang dilakukan oleh The Royal Society for Public Health dan Gerakan Kesehatan Muda, menemukan platform berbagai foto dan video itu adalah yang paling merusak dalam hal citra tubuh.
Instagram menyebabkan banyak pengguna membandingkan cara mereka memandang orang lain. Menggulir Instagram secara teratur dapat mengarahkan pengguna membuat perbandingan yang merugikan antara kehidupan nyata diri dan versi orang lain yang dikurasi dari kehidupan mereka.
“Ini jelas sangat merugikan ketika membuat penilaian untuk badan kita,” kata Austen.
Keempat, pengguna dapat tidur lebih baik setelah beristirahat dari media sosial. Sebuah survei yang dilakukan oleh Bank of America menemukan 71 persen dari seribu orang dewasa Amerika Serikat tidur meringkuk menghadap ke ponsel ke ponsel pintar mereka. Mayoritas menggunakannya sebagai alarm.
Memanjakan diri menggulir media sosial dapat mencegah Anda tidru nyenyak. Menurut National Sleep Foundation, cahaya biru yang dipancarkan dari layar ponsel dapat mengganggu produksi melatonin dalam tubuh. Habiskan lebih sedikit untuk media sosial dan nikmati lebih banyak waktu tidur.