REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat baru-baru ini melaporkan sebanyak 21 negara bagian di Distrik Columbia terpapar campak. Sejauh ini 107 orang tertular wabah penyakit tersebut dari 118 kasus yang ditemukan.
Semua hal tentang campak ini mungkin membuat Anda bertanya, apakah Anda bisa tertular penyakit ini meski telah divaksin? Berikut semua hal tentang vaksin campak yang perlu Anda ketahui, dilansir dari Men's Health, Selasa (28/8).
Kapan vaksin campak ditemukan?
Vaksin campak mulai ada sejak 1963, menurut Immunization Action Coalition. Pada 1971, vaksin campak dikombinasikan dengan vaksin gondongan dan rubella, sehingga menjadi vaksin measles, mumps, and rubella (MMR).
Berapa usia Anda untuk mendapat vaksin campak?
CDC AS merekomendasikan anak-anak mendapat vaksin ini antara usia 12-15 bulan, kemudian vaksin kedua antara usia empat hingga enam tahun. Orang dewasa yang lahir setelah 1957 dan belum pernah divaksin campak sejak lahir setidaknya harus mendapatkan satu dosis. Orang yang lahir sebelum 1957 tidak perlu divaksin sebab dianggap kebal.
Baca juga: Vaksin MR Cegah Cacat Lahir
Bisakah Anda tetap tertular campak meski telah divaksin?
Hal pertama yang perlu diketahui adalah vaksin MMR sangat aman dan efektif. Satu dosisnya bisa mencegah campak hingga 93 persen, dua dosisnya bisa mencegah penularan campak hingga 97 persen. Ini berarti sangat jarang orang yang telah divaksin campak akan tertular campak.
Saat AS terkena 667 kasus cacar yang memecahkan rekor di 27 negara bagiannya pada 2014, mayoritas orang yang tertular adalah yang tidak pernah divaksin.
Berapa lama vaksin campak bertahan?
Orang dewasa yang sudah pernah disuntik MMR oleh pemerintah tidak perlu lagi mengulang suntikan kedua dan seterusnya. CDC menganggap orang yang sudah pernah divaksin MMR saat anak-anak dan setelah enam tahun tidak perlu lagi divaksin yang sama seumur hidupnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
