Selasa 28 Aug 2018 06:55 WIB

Kardio Jadi Olahraga Terbaik Picu Metabolisme

Olahraga kardio memicu peningkatan signifikan hormon FGF21.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Olahraga zumba atau olahraga kardio lain bisa membantu mengurangi migrain.
Foto: Prayogi/Republika
Olahraga zumba atau olahraga kardio lain bisa membantu mengurangi migrain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukan rahasia jika olahraga merupakan salah satu kunci untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Sebagian orang meyakini bahwa jenis olahraga yang terbaik adalah olahraga kardio, sedangkan sebagian lainnya menganggap olahraga angkat beban lebih baik. Mana yang benar?

Pada dasarnya, tidak ada yang benar-benar lebih unggul di antara olahraga kardio maupun angkat beban. Olahraga kardio maupun angkat beban sama-sama bisa memberikan manfaat, jika disesuaikan dengan tujuan dan preferensi seseorang dalam berolahraga.

Terlepas dari keunggulan masing-masing, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ada satu jenis olahraga yang lebih superior dalam hal meningkatkan metabolisme. Olahraga tersebut adalah olahraga kardio.

Melalui Journal of Clinical Investigation Insight, tim peneliti dari University of Copenhagen mencoba menganalisis perbedaan kadar produksi hormon seseorang setelah berolahraga kardio maupun angkat beban. Sebanyak 10 orang yang terbagi ke dalam dua kelompok diminta untuk mengikuti program olahraga kardio atau angkat beban sebanyak satu kali per minggu.

Kelompok olahraga kardio diminta untuk melakukan olahraga bersepeda. Sedangkan kelompok olahraga angkat beban diminta untuk melakukan lima latihan yang berpusat pada kelompok otot besar seperti dada, trisep dan paha depan ebanyak 10 kali. Baik olahraga kardio maupun angkat beban dilakukan dengan durasi selama 60 menit.

Baca juga: Lima Dampak Positif Olahraga Lari untuk Otak

Setelah menyelesaikan program olaharga, tim peneliti mengambil sampel darah dari tiap partisipan. Sampel darah ini digunakan untuk mengukur kadar asam laktat, empedu, gula darah dan berbagai kadar hormon di dalam tubuh para partisipan.

Hasil analisis mengungkapkan bahwa kelompok olahraga kardio yang bersepeda mengalami peningkatan produksi homron FGF21 yang signifikan. Produksi hormon FGF21 pada kelompok ini diketahui meningkat hingga tiga kali lipat. Di sisi lain, tidak ada perubahan produksi hormon FGF21 pada kelompok yang melakukan angkat beban.

Hormon FGF21 diketahui memiliki beragam dampak positif bagi metabolisme tubuh, yaitu proses di dalam tubuh yang mengubah makanan menjadi energi. Kondisi ini tentu menguntungkan bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat badan. Karena semakin tinggi metabolisme, semakin banyak pula kalori yang terbakar.

"Tentu saja ini sangat menarik bagi kami peneliti untuk melihat bagaimana aktivitas fisik yang berbeda ternyata memberi dampak berbeda bagi tubuh," jelas salah satu peneliti sekaligus associate professor dari Novo Nordisk Foundation Center for Basic Metabolic Research Christoffer Clemmensen seperti dilansir Independent.

Clemmensen mengatakan temuan bahwa olahraga kardio dan angkat beban bisa memberi dampak berbeda bagi hormon-hormon FGF merupakan hal baru. Selama ini, yang banyak diketahui adalah dampak sebagian jenis olahraga terhadap hormon seperti adrenalin dan insulin saja. Clemmensen mengatakan temuan baru ini bisa mendukung penelitian lain yang sedang berjalan mengenai potensi FGF21 untuk digunakan sebagai obat bagi diabetes, obesitas maupun gangguan metabolik lain.

"Fakta bahwa kita bisa meningkatkan produksi (FGD21) sendiri melalui olahraga tentu menarik," pungkas Clemmensen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement