REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Libur panjang bertepatan dengan peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI dimanfaatkan masyarakat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Sejumlah destinasi wisata mengalami lonjakan pengunjung, termasuk wisata sejarah yang kini mulai digandrungi pelancong.
Bicara soal wisata sejarah, Kota Swahlunto di Sumatra Barat adalah ahlinya. Kota kecil yang diimpit Bukit Barisan ini bisa dibilang berhasil menyulap kawasan industri pertambangan batu bara menjadi sentra wisata berbasis sejarah tambang yang dimiliki. Pada libur panjang kali ini, Sawahlunto pun kebanjiran pengunjung.
Museum Tambang Batu Bara Sawahlunto misalnya, mengalami lonjakan pengunjung hingga lima kali lipat dari hari biasa. Bila hari biasa jumlah pengunjung museum hanya 15-20 orang, akhir pekan ini daftar pengunjung bisa terisi hingga 100 orang.
"Bahkan kebanyakan pengunjungnya dari luar Sawahlunto. Banyak juga dari wisatawan mancanegara. Paling banyak Belanda dan Australia," jelas Irwan Santoso (22 tahun), petugas pelayanan di Museum Tambang Sawahluntom Sabatu (18/8).
Museum yang dikelola langsung oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk ini memang memamerkan peralatan-peralatan tambang yang sempat digunakan di wilayah operasi Sawahlunto. Di museum ini pengunjung juga bisa menonton film dokumenter mengenai perkembangan industri pertambangan di Sawahlunto sejak zaman kolonial Belanda hingga kini.
"Turis mancanegara itu paling suka lihat dokumenter. Suka juga lihat peralatan zaman dulu. Pokoknya yang berbau Belanda mereka suka," kata Irwan melanjutkan.
Salah satu pengunjung, Doni (37 tahun) mengaku terbantu dengan keberadaan Museum Tambang Sawahlunto. Menurutnya, keberadaan museum bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya generasi muda, tentang proses kejayaan industri tambang di Sawahlunto.
"Tempat ini cocok juga untuk keluarga. Bawa anak-anak juga baik untuk menambah pengetahuan," katanya.