Rabu 15 Aug 2018 21:16 WIB

The Darkest Minds, Kisah Remaja dengan Alur Mudah Ditebak

Kisah The Darkest Minds diangkat dari trilogi novel karya Alexandra Bracken

Rep: MGROL 111/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Poster Film The Darkest Minds
Poster Film The Darkest Minds

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti apa dunia dipenuhi kaum remaja berkuatan super? Tentu saja dunia yang kemungkinan bisa membahagiakan atau menakutkan. Apalagi bila para remaja itu tak mampu mengontrol kekuatannya.

Hal tersebut menjadi inti cerita dari film The Darkest Minds. Diberikan sebuah berkah yang luar biasa untuk sebagian orang adalah sesuatu yang luar biasa, tapi tidak untuk anak-anak di seluruh dunia. 

Film yang disutradarai oleh Jennifer Yuh Nelson akan menjadi tontonan menarik untuk menikmati Agustusmu. Dikemas dengan genre Science-Fiction dan ditambah dengan komedi romantis, The Darkest Mind akan memberikan sesuatu yang baru. Meskipun alur cerita seperti mudah ditebak, The Darkest Mind tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Kisah fiksi yang diambil dari trilogi novel karya Alexandra Bracken ini adalah era post apocalypse di masa depan. Hampir semua anak-anak di berbagai negara tewas secara mengenaskan karena sebuah penyakit dan menyisakan dua persen anak-anak dari keseluruhan populasi yang dianggap dunia adalah hal yang paling berbahaya. Bukan siapa yang mati, tapi siapa yang bertahan hidup.

Mereka dianggap berbahaya bagi masyarakat karena mampu mengembangkan kekuatan khusus yang bahkan mereka sendiri belum mampu mengendalikannya. Oleh karena itu sebagian anak-anak yang masih bertahan hidup dimasukkan ke dalam sebuah kamp khusus dan terisolasi dari dunia luar.

Mereka akan digolongkan berdasarkan warna, yakni hijau, biru, kuning yang masih tergolong aman sedangkan untuk berwarna oranye dan merah akan dianggap sangat berbahaya bagi dunia dan harus segera dimusnahkan. Di sinilah cerita itu bermula, Ruby (Amandla Stenberg) seorang anak berusia enam tahun terpaksa masuk ke dalam kamp setelah menghapus dirinya dari ingatan kedua orang tuanya.

photo
Adegan dalam film The Darkest Minds

Selama proses pembagian warna, ternyata Rubi masuk kategori oranye dan harus segera dibunuh. Namun karena Ruby memiliki kemampuan membaca pikiran dan memanipulasi memori seseorang, Ruby memanipulasi sang dokter yang bertugas memeriksanya.

Hidup selama 10 tahun sebagai golongan hijau, Ruby masih baik-baik saja sampai suatu ketika pihak kamp mengetahui identitas aslinya. Beruntungnya Cate (Mandy Moore) yang merupakan anggota League menolong Ruby untuk lolos dari pengejaran pihak kamp.

Tidak berhenti di situ, di tengah perjalanan Ruby menemukan hal yang aneh dari diri Cate dan memutuskan kabur. Sampai akhirnya bertemu sekumpulan anak-anak yang sama seperti dirinya yakni Liam ( Harris Dickison), Zu (Miya Cech) dan Chubs (Skylan Brooks).

photo
The Darkest Mind

Akhirnya mereka berpetualang untuk mendapatkan tempat yang aman bagi mereka, anak-anak yang dianugrahi kemampuan khusus. Bukan perjalanan yang mudah untuk mereka menemukan tempat yang aman. Mereka akan dihadapkan dengan situasi rumit dan menegangkan di sepanjang cerita.

Meski begitu, mereka berhasil menemukan tempat yang menampung semua anak-anak yang memiliki kemampuan khusus. Bukannya berakhir bahagia, perperangan malah semakin berlarut dan tak terhindari oleh Ruby dan rekan-rekannya di sana. Ada pihak-pihak lain yang sedang memburu mereka yang berhasil melarikan diri dari kamp.

Ruby akan dihadapkan pada pilihan yang buruk, yang mungkin berarti menyerahkan satu-satunya kesempatan pada kehidupan yang layak dijalani.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement