Rabu 15 Aug 2018 12:22 WIB

Studi Anjurkan Ibu Waspadai Penggunaan Kereta Dorong Bayi

Bayi dalam kereta dorong terpapar polusi karena tingginya setara dengan knalpot.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Indira Rezkisari
Ibu mendorong anaknya dalam kereta dorong di Hamburg, Jerman.
Foto: EPA
Ibu mendorong anaknya dalam kereta dorong di Hamburg, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Riset terbaru di Inggris menemukan bayi-bayi yang diletakkan di kereta dorong terpapar polusi 60 persen lebih banyak daripada orang dewasa. Malay Mail yang mengutip AFP menyebut paparan polusi udara dapat berdampak negatif terhadap kemampuan kognitif dan perkembangan otak.

Kelompok peneliti di Global Centre for Clean Air Research University of Surrey meninjau 160 literatur sebagai referensi dalam asesmen bayi. Mereka meneliti bagaimana paparan polutan PM10, PM 2.5, karbon hitam, dan nitrogen oksida terhadap bayi yang diletakkan di kereta dorong. Peneliti juga menganalisa beberapa tipe kereta dorong berdasarkan ketinggian, lebar, dan apakah ditujukan untuk satu atau dua bayi. Semua itu diteliti untuk mengetahui seberapa besar paparan polusi yang diterima.

Hasilnya, mereka menemukan bayi atau balita di kereta dorong menghirup polusi lebih banyak apabila mereka duduk di ketinggian antara 0,55 hingga 0,85 meter dari tanah. Kendaraan bermesin umumnya punya knalpot dengan ketinggian rata-rata satu meter dari permukaan tanah. Itulah sebabnya anak-anak di kereta dorong adalah pihak pertama yang menghirup polusi.

Baca juga: Alasan Bayi Banyak Terbangun di Malam Hari

Oleh karena itu, para peneliti menyarankan sejumlah rekomendasi demi mengurangi paparan polusi pada anak-anak tersebut. Pemerintah diharapkan mengatur emisi gas buang kendaraan dan menanam tumbuhan di antara jalan dan trotoar atau kawasan pedestrian.

"Kami tahu anak-anak menghirup polusi dalam jumlah banyak melebihi orang dewasa. Anak-anak yang diletakkan di kereta dorong menghirup polusi lebih banyak hingga dua kali lipat daripada orang dewasa," kata salah satu peneliti Profesor Prashant Kumar.

Apabila anak-anak yang masih dalam tahap awal kehidupan terpapar banyak polusi, maka sangat berbahaya. Kondisi tersebut akan berpengaruh pada jaringan tubuh, sistem imun, dan perkembangan otaknya. Hasil studi ini juga telah dipublikasikan di jurnal Environment International. Berdasarkan data UNICEF, di seluruh dunia ada 17 juta anak berusia kurang dari setahun tinggal di daerah yang tinggi polusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement