Selasa 14 Aug 2018 07:58 WIB

Bersepeda Hingga Cruise di Festival Danau Sentarum 2018

Festival Danau Sentarum jadi agenda kedua di Kalbar yang menarik untuk wisatawan

Pemandangan kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kamis (26/10).
Foto: Antara/Hs Putra Pasaribu
Pemandangan kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kamis (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalimantan Barat (Kalbar) punya deretan acara menarik yang memiliki daya pikat untuk wisatawan. Selain perayaan Cap Go Meh di Singkawang, juga ada Festival Danau Sentarum di Kapus Hulu yang akan berlangsung mulai 25 hingga 28 Oktober 2018 mendatang.

Sedikitnya ada lima acara yang bisa dinikmati wisatawan dalam rangkaian Festival Danau Sentarum. Mulai dari mengitari keindahan Danau Sentarum hingga bersepeda menelusuri jantung Borneo.

"Festival Danau Sentarum sudah empat kali diselenggarakan. Festival ini masuk ke dalam satu dari 100 calender of event (CoE) nasional Kemenpar (Kementerian Pariwisata) karena punya nilai kultural, alam, dan komersial yang tinggi," ujar Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Esthy Reko Astuti dalam peluncuran "Festival Danau Sentarum 2018", Senin (13/8) sore.

Menurut Esthy, festival Danau Sentarum yang berada di dekat perbatasan dengan Malaysia, menjadi ajang yang potensial menjaring wisatawan crossborder. Hal ini sejalan dengan karakteristik wisatawan dan program Kemenpar yang sejak tahun lalu menggalakkan penyelenggaraan festival di daerah perbatasan.

Selain untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara yang ditargetkan mencapai 20 juta di 2019, juga mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo untuk membangun dari daerah perbatasan.

"Festival ini memang untuk mendorong target wisatawan mancanegara lewat crossborder," kata Esthy. 

Rangkaian Festival Danau Sentarum akan diselenggarakan mulai 25-28 Oktober 2018 dengan tema "Memacu Ekowisata Lintas Batas di Jantung Borneo". Berpusat di Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum, FDS 2018 akan dilaksanakan di empat tempat berbeda yaitu Putussibau sebagai kota kabupaten Kapuas Hulu dan Lanjak sebagai kecamatan yang berada dalam Kawasan Danau Sentarum.

Selain itu juga Badau sebagai kota di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, serta Sriaman sebagai kota starting point kegiatan bersepeda.

Adapun rangkaian acara FDS 2018 terdiri dari Danau Sentarum Cruise, Parade Perahu Tradisional, Sentarum Ethnic Music Festival, Kontes Arwana Super Red, Karnaval Budaya dan Festival Minum Madu. serta pagelaran Seni Budaya dan Hiburan Masyarakat.

Danau Setarum Cruise yaitu aktivitas yang dilakukan sepanjang pelaksanaan rangkaian acara FDS 2018 dengan menyusuri Danau Sentarum menggunakan kapal-kapal motor khas Kapuas Hulu yang disebut Kapal Bandong. Parade Perahu Tradisional merupakan kegiatan penyusuran Danau Sentarum menggunakan perahu hias Khas masyarakat Dayak yang disebut Parau Tambe.

Sentarum Ethnic Music Festival adalah pagelaran seni dan tradisi masyarakat Kapuas Hulu, mulai dari seni tari, musik, dan kesenian.

Karnaval Budaya dan Festival Minum Madu merupakan parade minum madu organic yang dihasilkan dari Danau Sentarum. Parade ini akan diikuti oleh ribuan orang termasuk masyarakat lokal dengan menggunakan pakaian adat masing-masing.

Kontes Arwana Super Red yaitu Kontes ikan khas Kapuas Hulu yang merupakan salah satu ikan termahal dunia. Kontes ini akan digelar di kota Putussibau.

Terakhir, Pagelaran Seni Budaya dan Hiburan Rakyat merupakan pertunjukan artis ibu kota serta parade musik yang dikemas untuk menarik wisatawan mancanegara dari Serawak, Malaysia.

Danau Sentarum Expo serta berbagai lomba juga diselenggarakan untuk memeriahkan FDS 2018. Lomba-lomba yang diselenggarakan di antaranya Lomba dan expedisi masakan tradisional Kapuas Hulu, Lomba Olahraga Tradisional, Bersepeda di Jantung Borneo, Pemilihan Duta Danau Sentarum, dan Lomba Foto.

Bupati Kapuas Hulu A.M Nasir mengatakan, penyelenggaraan Festival Danau Sentarum (FDS) 2018 merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan daya tarik pariwisata Kapuas Hulu, serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kapuas Hulu.

Festival ini sebagai upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kapuas Hulu melalui beberapa pintu masuk (entry point), baik Pontianak maupun Pintu Lintas Batas Negara (PLBN) yang ada di wilayah Kapuas Hulu.

"Diharapakan festival ini dapat meningkatkan rasa bangga masyarakat akan alam dan budaya yang mereka miliki, serta menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat," ujar Nasir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement