Ahad 12 Aug 2018 18:36 WIB

Hari ASI Sedunia Ingatkan Pentingnya ASI Eksklusif

Perbup ASI dihadirkan demi menjamin hak anak dalam pemenuhan ASI.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pemberian ASI eksklusif tampaknya memuluskan transisi ke makanan padat.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pemberian ASI eksklusif tampaknya memuluskan transisi ke makanan padat.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Seminar Nasional Pekan ASI Sedunia 2018 turut diselenggarakan di Kabupaten Sleman, DIY. Seminar mengingatkan lagi pentingnya ASI eksklusif, dan adanya Perbup Nomor 38 Tahun 2015 untuk mendukung itu.

Seminar terselenggara atas kerja sama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Sleman, Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Kegiatan mengangkat tema Breastfeeding: Foundation of Life. Seminar ini bertujuan memberikan informai kepada tenaga kesehatan dan masyarakat tentang manfaat ASI dan MP-ASI dalam pencegahan stuntung kepada balita.

Hadir Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie, Ketua DPP Persagi Minarto, Agil Dhiemitra Aulia Dewi dari Prodi Gizi Unisa, aktivis laktasi Utami Roesli, dan Fasilitator Nasional PMBA Sri Budiati Sitanala.

Dalam kesempatan itu, Bupati Sleman, Sri Purnomo, mengupas kebijakan Pemkab Sleman dalam implementasi Perbup ASI. Ia menekankan, Perbup ASI dihadirkan demi menjamin hak anak dalam pemenuhan ASI.

"Dalam rangka melindungi dan menjamin pemenuhan hak bayi untuk memperoleh gizi yang sempurna, perlu dilakukan inisiasi menyusui dini dan pemberian air susu ibu eksklusif," kata Sri, di Kampus Unisa, Sabtu (11/8).

Untuk itu, ia mengimbau agar pemahaman itu mampu disebarkan kepada pelaku-pelaku kesehatan. Khususnya, yang ada di daerah-daerah jauh dari perkotaan, sehingga, semua bisa terlibat mewujudkannya.

Ia turut memaparkan isi Perbup Nomor 38 Tahun 2015, mulai dari aturan, cara inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif. Ada pula pelaksanaan program, sampai peran masyarakat dalam pemberian informasi dan edukasi.

Selain itu, Sri menekankan demi terpenuhinya hak bayi, tiap penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan, tempat-tempat umum dan perakantoran baik pemerintah maupun swasta wajib menyediakan ruang laktasi.

"Sehingga, kita semua terlibat dalam pelaku kesehatan bagi anak, khususnya bagi bangsa ini, dan itu semua akan menjadi modal utama suksesnya pembangunan," ujar Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement