Rabu 08 Aug 2018 09:08 WIB

Menpar Minta tak Ada Penumpukan Penumpang di Bandara Lombok

Menpar siap memberikan insentif airlines yang membuka penerbangan tambahan

Calon penumpang yang umumnya wisatawan asing memadati Bandara Internasional Lombok, Praya, Loimbok Tengah, NTB, Selasa (7/8).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Calon penumpang yang umumnya wisatawan asing memadati Bandara Internasional Lombok, Praya, Loimbok Tengah, NTB, Selasa (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses evakuasi terhadap wisatawan yang terdampak gempa Lombok terus dilakukan. Akses bagi wisatawan untuk meninggalkan Lombok pun terus diperluas.

Menteri Pariwisata Arief Yahya memperkirakan proses evakuasi terhadap wisatawan akan selesai dilakukan pada Selasa (7/8) sore kemarin.

"Penyisiran harus terus kita lakukan. Ada beberapa turis yang tinggal di bukit, mereka khawatir terjadi tsunami. Tapi secara umum 100 persen (wisatawan) sudah kita jemput," ujar Arief Yahya saat memantau Tim Cricis Center (TCC) Kemenpar, kemarin.

Kemenpar, ujar Arief, langsung menerjunkan tim crisis center NTB yang terbagi di tiga lokasi. Yakni tim Gili, Tim Bandara dan Tim Dispar NTB yang menjadi lokasi pusat informasi bagi kemenpar. Selain itu juga terdapat tim yang berjaga di Gedung Sapta Pesona dan di Bali.

Dalam proses evakuasi wisatawan, Kementerian Pariwisata dibantu sejumlah pihak terkait seperti Kementerian Perhubungan dan Polairud untuk mengevakuasi wisatawan. Setiba di pelabuhan di Lombok, wisatawan akan didata untuk kemudian diberikan layanan transportasi, akomodasi dan konsumsi.

Hal ini sangat penting untuk memberikan kenyamanan dan kesan yang mendalam bagi wisatawan. Layanan prima yang diberikan pada wisatawan akan memberikan surprise bagi mereka. Saat memberikan lebih dari apa yang dibutuhkan wisatawan, akan memberi kesan mendalam.

"Pelayanan yang kita berikan sangat bagus, feed back dari pelayanan yang kita terima dan berikan relatif bagus bagi wisatawan. Kemenpar memang fokus ke para wisatawan, walaupun kita juga bersimpati pada masyarakat," ujar Arief Yahya.

Dalam kesempatan itu Menpar sempat melakukan video call dengan General Manager Bandara Internasional Praya Lombok, I Gusti Ngurah Ardita. Menpar secara khusus meminta agar bandara dapat memberikan hospitality yang baik bagi wisatawan.

Ia meminta bandara dapat menjadi lokasi berkumpul karena mungkin hotel-hotel banyak yang mengalami kerusakan. Selain itu juga dimungkinkan masih banyak wisatawan yang trauma jika harus tinggal di hotel atau gedung bertingkat.

"Fasilitasi internet, snack, selimut dan lainnya. Juga siapkan hiburan," kata Arief Yahya.

Secara khusus Menpar juga meminta agar tidak terjadi penumpukan penumpang di bandara. Ia mengarahkan pihak airlines tidak ragu untuk melakukan penerbangan tambahan dari Lombok ke berbagai daerah seperti Bali, Surabaya dan Jakarta.

Ia meminta airlines tidak ragu untuk menurunkan penerbangan ekstra jika takut akan minimnya tingkat keterisian. Kemenpar, tegas Menpar, akan memberikan insentif jika tingkat keterisian penumpang kurang dari 80 persen.

"Saat terjadi disaster di tourism, wisatawan cenderung ingin keluar dari tempat bencana. Jadi tidak mungkin tidak ada demand terhadap akses pesawat. Oleh karenanya jangan khawatir tidak ada demand. Kalau kurang dari 80 persen, kemenpar yang akan tanggung," tegas Arief.

Pada Selasa 7 Agustus kemarin, tercatat maskapai Garuda Indonesia telah menambah tiga penerbangan tambahan dengan tujuan Denpasar.

Sementara Lion Air menoperasikan lima penerbangan tambahan dengan tujuan Lombok-Cengkareng, Surabaya, dan Denpasar.

Maskapai Citilink juga mengoperasikan penerbangan tambahan untuk rute Lombok menuju Surabaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement