Selasa 07 Aug 2018 07:22 WIB

Waktu Makan yang Tepat Sangat Pengaruhi Kesehatan Tubuh

Tubuh sesungguhnya bekerja mencerna makanan seperti matahari terbit dan tenggelam.

Rep: Noer Qomariah K/ Red: Indira Rezkisari
Wanita sedang makan
Foto: pexels
Wanita sedang makan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Ilmuwan nutrisi telah lama memperdebatkan metode diet terbaik untuk kesehatan yang optimal. Sekarang beberapa ahli percaya kesehatan yang baik bukan hanya terkait apa yang dimakan, tetapi berkaitan pula pada waktu makan.

Profesor Satchin Panda, penulis buku The Circadian Code, berpendapat kesehatan metabolik meningkat ketika makan sesuai dengan jendela makan rutin yaitu dalam rentang delapan hingga 10 jam hanya sehari. Artinya mengambil gigitan pertama makanan mereka di pagi hari dan gigitan terakhir mereka di awal malam.

Tubuh akan berfungsi optimal dengan menghilangkan pola yang menggangu ritme sirkadian manusia. Ritme sirkadian merupakan siklus tubuh yang bekerja 24 jam memberi sinyal kapan harus bangun, kapan harus makan, dan kapan harus tidur.

Gangguan terhadap ritmen sirkadian secara kronis, misalnya makan tengah malam, atau mengemil saat dini hari, sama dengan membawa tubuh menuju kenaikan berat badan dan masalah metabolisme.

Berikut ini merupakan cara agar tubuh berfungsi secara optimal dengan makan pada waktu yang tepat.

Makan sesuai dengan jam tubuh

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (7/8), pendekatan ini dikenal sebagai pemberian makan waktu terbatas. Hal ini berasal dari gagasan bahwa metabolisme manusia mengikuti ritme harian dengan hormon, enzim, dan sistem pencernaan tubuh yang prima untuk asupan makanan di pagi dan sore.

Banyak orang makan dalam rentang 15 jam atau lebih tiap harinya. Memulai hari dengan minum kopi dan mengakhirinya dengan keripik, kacang, atau kudapan lain sebelum tidur.

Pola makan tersebut kata Panda menimbulkan konflik dengan ritme biologi tubuh.

Mengetahui bagaimana sistem digestif bekerja

Prof Panda mengungkapkan tubuh manusia dirancang memiliki ritme 24 jam dalam fisiologi dan metabolisme. Dia mengibaratkan tubuh, seperti matahari yang terbit dan terbenam.

“Ritme ini ada karena sama seperti otak yang harus tidur setiap malamu untuk memperbaiki dan mengatur ulang, serta meremajakan. Setiap organ perlu memiliki waktu memperbaiki dan mengatur ulang juga,” ujar Prof Panda.

Artinya, sesuai bukti ilmiah, tubuh disarankan makan lebih banyak di pagi. Kadar gula darah terkontrol lebih baik di pagi dan buruk di malam. Makanan juga terbakar kalorinya dan tercerna lebih sempurna saat pagi. Makan banyak di malam hari akan mengirimkan sinyal buruk ke tubuh yang bisa mengacaukan kerja metabolisme.

Ketika semuanya tidak sinkron

Kebanyakan orang tahu apa yang terjadi ketika jam pusat di otak mengalami zona waktu yang berbeda. Orang akan merasa jetlag dan kelelahan.

Menurut Direktur Pusat Epigenetika dan Metabolisme University California Paolo Sassone-Corsi makan pada waktu yang salah, memaksa tubuh bekerja sebelum beradaptasi dengan waktu dapat meningkatkan risiko penyakit. Contohnya adalah pekerja shift malam.

Pekerja lemburan malam cenderung makan dan tidur di waktu yang tidak sesuai. Akibatnya risiko kegemukan, diabetes, kanker, dan jantung mengintai. Gangguan pada ritem sirkadian tubuh bisa mengarah pada kesehatan yang buruk.

Porsi kecil

Studi menyarankan, makan lebih awal membantu tubuh bekerja optimal. Bukan berarti Anda harus melewatkan makan malam. Tapi, sangat masuk akal jika porsi makan malam dibuat secukupnya saja.

Satu kelompok peneliti di Israel, menemukan dalam penelitian bahwa orang dewasa yang kelebihan berat badan kehilangan lebih banyak berat badan dan gula darah, insulin, dan faktor risiko kardiovaskular ketika mereka makan sarapan besar, makan siang dalam porsi moderat, dan makan malam dalam porsi kecil.

Pendapat ini agaknya bisa diterapkan, sarapan seperti raja, makan siang seperti seorang pangeran, dan makan malam seperti seorang pengemis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement