Senin 06 Aug 2018 02:10 WIB

Terapi Seni, Cara Efektif Gali Potensi Anak Berkekhususan

Anak berkebutuhan khusus dari SLB Negeri 2 Yogyakarta pentaskan Operet Timun Mas.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Reiny Dwinanda
Siswa SLB Negeri 2 Yogyakarta mementaskan Operet Timun Mas di Taman Budaya Yogyakarta, Ahad (5/8).
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Siswa SLB Negeri 2 Yogyakarta mementaskan Operet Timun Mas di Taman Budaya Yogyakarta, Ahad (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Konsultan parenting dari Kemuning Kembar, Anggiastri Hanantyasari Utami mengatakan, salah satu cara yang efektif dalam menggali potensi anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah dengan terapi seni. Terapi ini dapat dilakukan dengan mengajak ABK membuat sebuah karya seni sederhana atau terlibat dalam sebuah pertunjukan seni, seperti yang dilakukan SLB Negeri 2 Yogyakarta saat mementaskan Operet Timun Mas, Ahad (5/8).

Dalam pentas Operet Timun Mas, SLB Negeri 2 Yogyakarta bukan saja memberi kesempatan bagi siswanya untuk naik panggung. Orang tua anak pun ikut serta dalam kegiatan yang didukung oleh Nivea ini.

"Terapi seni semacam ini juga dapat membantu komunikasi antara ABK dan orang tua,” kata Anggi kepada Republika.co.id di sela-sela pertunjukan Operet Timun Mas Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Yogyakarta, di Taman Budaya Yogyakarta, Ahad (5/8).

Operet Timun Mas bercerita mengenai seorang gadis pemberani yang mencoba untuk bertahan dan melarikan diri dari kejaran raksasa hijau jahat yang mencoba untuk menangkap dan memakannya. Unjuk kebolehan ini diawali dengan proses latihan yang menggunakan metode art therapy pada 40 sampai 50 orang tua dan anak yang terlibat pada penampilan hari ini. Kegiatan ini dilakukan tanpa melibatkan guru agar interaksi dan keterlibatan antara orang tua dan anak bisa lebih terasa.

Selain melaui proses latihan untuk pertunjukan itu, seluruh siswa SLB Negeri 2 Yogyakarta pun juga dilibatkan dalam membuat ornamen pertunjukan dengan mewarnai botol bekas dan elemen dekorasi lainnya. Inilah program pamungkas Nivea Sentuhan Ibu.

Peningkatan kapasitas ibu

Dalam program ini, Nivea tak hanya fokus pada ABK, namun juga pada orang tua dan pendamping dari tiap anak. Para ibu peserta program Nivea Sentuhan Ibu telah menjalani sembilan sesi yang dimulai pada November 2017 sampai Februari 2018. Seluruh sesi ini disesuaikan dengan karakter orang tua dan kondisi kekhususan anak.

“Pada sesi tersebut, para ibu diberikan materi mulai dari memahami anak, bagaimana cara mengelola emosi dan menjadi pendengar yang baik, alternatif dalam berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus, sampai mengenali potensi pada anak untuk masa depan mereka,” ujar Anggi.

Seluruh sesi ini dilaksanakan dengan berbagai pendekatan, seperti bermain peran. Dan di akhir sesi, dalam operet ini, para peserta diajak mengikuti kegiatan luar ruang untuk mengasah kemampuan kerja sama dalam berbagai tantangan.

Media Manager PT Beiersdorf Indonesia, Diana Riaya mengatakan, Nivea Sentuhan Ibu ingin membuat para ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus berdaya seiring dengan meningkatnya kapasitas dan kepercayaan diri mereka melalui program parents advisory program dan training for trainers. “Nivea Sentuhan Ibu hadir di SLB Negeri 2 Yogyakarta karena adanya kebutuhan dari sisi orang tua yang sesuai dengan program Sentuhan Ibu yang kami usung dan pihak sekolah juga sangat terbuka untuk memfasilitasi kegiatan ini,” kata Diana.

Diana menjelaskan, Nivea bekerja sama dengan Kemuning Kembar untuk mengadakan program konseling untuk ibu dengan anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri 2 Yogyakarta yang sebagian besar menyandang tuna grahita. Nivea dan Kemuning Kembar juga mengembangkan support system bagi para ibu untuk memberikan pengetahuan dan motivasi yang dibutuhkan seperti pembelajaran di kelas dan lapangan, diskusi kelompok, dan konseling pribadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement