Kamis 02 Aug 2018 19:39 WIB

Saran Dokter Ketika ASI Dirasa Kurang

Ada banyak cara untuk meningkatkan produksi ASI.

Rep: MGROL 106/ Red: Indira Rezkisari
Ibu menyusui bayinya
Foto: Republika/Prayogi
Ibu menyusui bayinya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asupan ASI yang tercukupi akan membuat bayi tumbuh menjadi sehat dan cerdas. Selain itu, ASI juga dapat mencegah bayi tumbuh dengan gizi kurang yang menyebabkan tinggi badannya di bawah standar usianya (stunting).

Stunting dapat dicegah dengan pemberian ASI pada bayi. Karena ASI memiliki kandungan nutrisi yang cukup untuk bayi. Karena itu pemberian ASI eksklusif selama enam bulan menjadi rekomendasi WHO.

“Sampai dengan usia enam bulan, cukup dengan ASI saja tanpa suplementasi termasuk air putih, madu, dan yang lain tidak boleh,” kata dokter spesialis anak, Ariani Dewi Widodo, di acara peluncuran platform digital #MumToMum di Hotel Fairmont, Jakarta. Namun, tidak semua ibu dapat mengeluarkan ASI selama enam bulan.

Beberapa faktor yang menyebabkan tidak keluarnya ASI yakni ibu tidak memerhatikan kesehatannya. Juga ibu mengonsumsi nutrisi yang kurang dan juga jarang meminum air putih. Ariani menambahkan terlalu banyak mengkonsumsi kafein juga dapat mengurangi keluarnya ASI.

Selain pola makan yang tidak sehat, ternyata kesehatan mental juga memengaruhi berkurangnya ASI, “Adanya stres mampu mengurangi jumlah ASI yang dikeluarkan,” kata Ariani.

Baca juga: Benarkah Produk Bebas Gluten Lebih Baik untuk Anak?

Agar tetap dapat berlaktasi, Ariani menyarankan para ibu yang mulai merasa pengeluaran ASI berkurang untuk melakukan relaktasi. Relaktasi adalah praktik menyusui kembali bayi langsung ke payudara setelah dalam kurun waktu tertentu tidak menyusui atau menyusui secara parsial (mencampur pemberian ASI dengan makanan atau minuman selain ASI) karena alasan tertentu.

Ariani mengatakan, untuk melakukan relaktasi ibu harus banyak meminum air putih dan banyak beristirahat. Selain itu, kontak fisik dengan bayi harus sering dilakukan karena hal tersebut memicu keluarnya hormon oksitosin. Hormon oksitosin adalah hormon yang dapat merangsang keluarnya ASI.

Ariani juga menambahkan bahwa suasana, perasaan, dan motivasi dari lingkungan sekitar terhadap ibu yang ingin melakukan relaktasi dapat merangsang keluarnya hormon oksitosin. ASI eksklusif selama enam bulan memang anjuran yang sering diberikan oleh dokter spesialis anak. Ariani berkata, apabila ibu ingin menerapkan ASI eksklusif tetapi pengeluaran ASI berkurang, dan ibu telah melakukan berbagai cara seperti memperbaiki teknik pemberian ASI dan relaktasi, maka pemberian tambahan makanan dibolehkan.

“Makanan pertama setelah ASI eksklusif umumnya bubur instan atau tepung beras. Saya sarankan sehari sekali, encer sekali. Kemudian bertahap dua kali sehari, encer sekali. Kemudian pelan-pelan bertambah konsistensinya,” kata Ariani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement