REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Hidup sehat itu mudah dan murah. Hal tersebut senantiasa digaungkan oleh BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat modern. Dalam rangka menyambut Asian Games XVIII sekaligus merayakan HUT BPJS Kesehatan yang ke-50, BPJS Kesehatan Cabang Bandung menggelar Senam Sehat Kolosal Peserta JKN-KIS se-Kota Bandung di Lapangan Sesko TNI-AD, Ahad (29/07). Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 500 orang, mulai dari peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), Fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan, stakeholder terkait, hingga para Duta BPJS Kesehatan.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mempromosikan betapa murahnya dan mudahnya untuk menerapkan pola hidup sehat. Cukup dengan senam rutin setiap pagi, kita sudah meningkatkan kebugaran dan sistem imun kita sehingga tidak mudah sakit. Dengan meningkatnya kesadaran masyarahat untuk berprilaku sehat sehari-hari, diharapkan jumlah peserta JKN-KIS yang sakit bisa menurun, sehingga pembiayaan pelayanan kesehatan dapat dilakokasikan ke program promotif preventif yang dilakukan agar masyarakat tetap sehat,” kata Kepala Deputi Wilayah Jawa Barat Mohammad Edison yang hadir dalam acara tersebut dalam siaran pers.
Tak hanya di Lapangan Sesko TNI AD, kegiatan Senam Sehat Kolosal Juga diselenggarakan serentak di seluruh Kantor Cabang BPJS Kesehatan Se-Indonesia. Edison menyebutkan, dengan mengajak serta masyarakat untuk membiasakan berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat, dampak jangka panjangnya diharapkan bisa menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bandung Herman Dinata Miharja juga menyamampaikan bahwa pada tahun 2017, biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik telah mencapai Rp 18,4 triliun atau 21,8% dari total biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, BPJS Kesehatan juga fokus untuk menjaga pelayanan kesehatan yang sehat tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif yang dilaksanakan. Sementara bagi masyarakat yang beresiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang juga merupakan bagian dari upaya promoitf perventif perorangan peserta JKN-KIS.
“Berbagai penyakit katastropik tersebut sangat bisa dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Kesehatan menjadi salah satu pilar yang menentukan kemajuan suatu bangsa, sebab kesehatan mempengaruhi produktivitas penduduknya. Kedepannya kami berharap kesadaran masyarakat untuk membudayakan pola hidup sehat dapat meningkat dari waktu ke waktu,” ujar Herman.
Sampai dengan 20 Juli 2018, terdapat 199.8 juta jiwa penduduk Indonesia yang telah menjadi peserta JKN-KIS. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 22.322 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 2.406 rumah sakit dan klinik Utama, 1.599 apotek dan 1.078 optik.
Sedangkan untuk Kota Bandung, sampai dengan 27 Juli 2018 terdapat 2.522.569 jiwa penduduk Kota Bandung yang telah menjadi peserta JKN-KIS. Untuk pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan Cabang Bandung telah bekerja sama dengan 190 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 40 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKTRL) yang terdiri dari rumah sakit dan klinik utama.