Rabu 25 Jul 2018 14:50 WIB

Milenial Dituding Generasi Paling Suram, Tepatkah?

Berdasarkan data, generasi milenial masih lebih baik dari perilaku siswa abad ke-18

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
generasi milenial mencari cinta. Ilustrasi
Foto: Dailymail
generasi milenial mencari cinta. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, Profesor Vieno Vehko dari Universitas Midwestern, Illinois, Amerika Serikat, menulis esai yang mengejutkan. Tulisan yang diterbitkan di majalah Times Higher Education itu berisi komplain untuk generasi millennial.

Vehko memaparkan sederet argumen bahwa mayoritas generasi millennial sudah kehilangan respek terhadap ilmu pengetahuan. Akademisi perempuan itu memberi label kepada mereka dengan cap 'generasi paling suram'.

Menggunakan nama samaran, dia menuliskan pengalamannya mengajar generasi millennial. Dia menyebut mereka gemar komplain, malas membaca, melakukan plagiat, tidak minat belajar, tak mau bekerja keras, dan enggan berpikir kritis.

Akademisi lain dari Skotlandia, Jenny Bann, menanggapi bahwa esai Vehko terlampau menggeneralisasi dengan porsi yang tidak adil. Bann menyampaikan argumen kontra supaya Vehko ataupun pihak lain tidak mudah melakukan penghakiman.

Lewat media sosial Twitter, Bann menyampaikan pendapat dengan pendekatan humoris. Perempuan yang bekerja untuk pemerintah Skotlandia dan Fast Stream UK itu mentranskripsi catatan disiplin pelajar dari abad ke-18 untuk benar-benar melakukan perbandingan.

Kenakalan siswa abad pertengahan itu sangat tidak logis, mulai duel pedang, berkelahi dengan dosen, mabuk, merusak tempat tinggal orang lain, bahkan diusir dari tempat tinggalnya. Mereka juga sering tidak menghadiri kuliah.

Sebagian mengklaim ada peraturan bahwa penerima beasiswa khusus hanya perlu menghadiri sepertiga absensi untuk lulus, bahkan berdebat bahwa universitas adalah pusat logika yang usang. Artinya, generasi millennial jauh lebih baik daripada beberapa generasi sebelumnya.

"Saya sepakat, sangat mengganggu melihat mahasiswa Anda enggan membaca dan melakukan plagiat penulisan esai, tapi bukan berarti mereka adalah generasi terburuk sepanjang masa," kata Bann, dikutip dari laman Daily Mail.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement