REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tak hanya budaya dan sejarah yang kuat, Kota Malang juga dikenal dengan kelawasan kulinernya. Ada begitu banyak kuliner lokal yang bertahan sejak lama dan salah satunya, Es Tawon Kidul Dalem.
Berlokasi di Jalan Zainul Arifin Nomor 15, Klojen Kota Malang, Depot Es Tawon Kidul Dalem ternyata sudah dikenal masyarakat luas. Tak hanya warga Kota Malang, depot yang berdiri sejak 1955 ini juga populer di kalangan wisatawan luar kota. Bahkan, depot legendaris tersebut pernah dikunjungi beberapa artis ibukota untuk konsumsi tayangan televisi.
Di depot yang sederhana ini, pemilik Sri Utami menyajikan berbagai pilihan menu minuman. "Ada es campur, es kacang hijau alpukat, es kacang tape, es kacang hijau, es kacang hijau ketan hitam, bubur kacang hijau dan gorengan," kata perempuan yang kini berusia 56 tahun tersebut di Jalan Zainul Arifin Klojen, Kota Malang, Selasa (24/7).
Es Tawon Kidul Dalem di Kota Malang.
Sri menceritakan, depot pertama kali didirikan tak jauh dari lokasi saat ini oleh sang ibu mertua, Yaminah. Sang ibu mertua memang sengaja memilih minuman sebagai usaha mencari penghasilan setiap harinya. Di antara menu yang kini tersedia, es kacang hijau alpukat, es campur, es kacang hijau tape dan es kacang hijau tape hitam sudah ada sejak awal berdiri.
"Dulu harganya sekitar Rp 10 atau Rp 15, kalau sekarang Rp 8 ribu semuanya, kecuali gorengan harganya Rp 1.000," terang perempuan berhijab ini.
Penyebutan nama "Tawon Kidul Dalem" tidak lepas dari situasi depot di masa lalu. Wilayah Jalan Zainul Arifin dahulu dikenal sebagai nama Kidul Dalem. Kemudian penyebutan "Tawon" diketahui karena lokasi depot dahulu berada di dekat pohon asam yang memiliki sarang tawon berukuran besar.
"Dulu ada pohon asam sekarang hilang. Jadi dikenal sebutan tawon sekitar 1970 lalu pohonnya dipotong pada tahun 1999. Itu dipotong karena sudah keropos. Saya akui tawon membawa berkah buat depot ini," jelasnya.
Selain itu, penyebutan "Tawon" dicetuskan para pelanggan depot dari luar kota. Mereka biasanya lebih mudah menghapal nama depot dengan sebutan tersebut. Dari situ, nama "Es Tawon Kidul Dalem" menjadi populer di kalangan masyarakat sekitar.
Saat ini, Sri biasanya memulai usahanya dengan modal Rp 300 ribu per hari. Dengan mendapatkan bahan-bahan dari Pasar Besar Kota Malang, Sri setidaknya berhasil menghabiskan 80 gelas setiap harinya. Target ini dapat habis dari pukul 08.00 hingga 14.30 WIB.
"Kadang kalau sudah habis duluan, ya tutupnya lebih cepat. Dan kenapa bukanya siang saja? Karena kalau malam saya jualan soto," tambahnya.
Es Tawon Kidul Dalem di Kota Malang.
Selain karena kelawasan, Sri mengungkapkan, menu es yang disajikannya berbeda pada umumnya. Pada rasa, menurut Sri, depot sejak dahulu tidak pernah memakai bahan pemanis buatan. Oleh karena itu, rasanya enak untuk dikonsumsi siapapun.
Berbeda pada umumnya, es campur depot justru sangat menonjolkan kacang hijaunya. Selain es dan gula, es campur depot Sri terdiri dari kacang hijau, tape, ketan hitam, cincau, dawet dan alpukat. Meski terbilang lebih lengkap dibandingkan menu lainnya, depot Sri tetap membanderol harganya sama rata, yakni Rp 8 ribu per gelas.
Masalah resep, kata Sri, itu memang sudah diberitahu sejak dahulu. Sang mertua telah mengingatkannya agar tidak mengubah resep turun temurun. Tak hanya itu, alat peserut es sejak dahulu juga tak pernah diganti hingga saat ini.
Mengenai minuman Depot Es Tawon Kidul Dalem, seorang pembeli bernama Andi menilai, rasanya cukup enak dan menyegarkan. Terdapat sensasi khas di lidah, apalagi resep es di depot tersebut mencampurkannya dengan kacang hijau. Menurut dia, sangat jarang es campur memadukan resep dengan kacang hijau.
"Karena memang jarang ada es kacang hijau yang diracik seperti ini. Kacang ijo sama santan, tapi kalau ini ada banyak campuran, ada alpukat pula. Jadi rasanya khas banget," kata pria yang menetap di Malang ini.