REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat punya cara kreatif untuk mengampanyekan budaya makan ikan. Bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional 2018, pemerintah setempat menyajikan 50 ribu sala lauak kepada ribuan siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Olahan kuliner sala lauak merupakan sajian khas Minangkabau yang berbahan dasar ikan.
"Ada 50 ribu sala lauak yang kita sediakan. Selain untuk memecahkan rekor MURI, cara ini untuk promosi agar anak kita suka makan ikan," ujar Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (IP) di halaman kantor gubernur, Selasa (24/7).
IP menilai, kuliner khas Minang sala lauak bisa menjadi alternatif bagi anak-anak yang enggan makan ikan. Makanan serupa gorengan berbentuk bulat ini relatif disukai semua kalangan di Sumbar.
"Ada anak yang tidak suka ikan, agar mereka suka makan ikan. Kemaslah ikan itu dengan bentuk yang kreatif dan praktis sehingga dapat langsung di konsumsi anak, contohnya dengan sala lauak ini," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Yosmeri menambahkan bahwa sala lauak tidak hanya bisa diolah dari ikan laut, namun juga berbagai jenis ikan. Ia menyebutkan, promosi gerakan makan ikan melalui sajian kuliner sala lauak diharapkan bisa mendongkrak tingkat konsumsi ikan di Sumbar yang masih 34,3 kilogram (kg) perkapita tahun ini.
Sementara itu, Ketua Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Sumbar Nevi Zuairina menyebutkan bahwa kampanye gemar makan ikan harus menyasar anak-anak usia dini. Apalagi, lanjutnya, 50 persen kecerdasan anak berkembang di usia dini. "Ikan ini harga sangat terjangkau dan banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak," katanya.