Selasa 24 Jul 2018 10:52 WIB

Pentingnya Seribu Hari Pertama Kehidupan Anak

Pada masa seribu hari pertama anak, dibutuhkan perlindungan secara menyeluruh

Rep: Desy Susilawati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Menkes mengimbau para ibu agar memberikan dorongan gizi dan nutrisi sampai anak berumur seribu hari kehidupan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menkes mengimbau para ibu agar memberikan dorongan gizi dan nutrisi sampai anak berumur seribu hari kehidupan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seribu hari pertama atau biasa disebut golden moment dimulai sejak janin terbentuk, hingga ia lahir dan berusia dua tahun. Pada fase ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat, pematangan saluran cerna, dan pembentukan kognitif.

Menurut dr. Natia Anjasari, Sp.A dari Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta, pada masa seribu hari pertama, dibutuhkan perlindungan secara menyeluruh. Selain nutrisi dan stimulasi, kebersihan (higienitas) pun harus sangat diperhatikan.

“Apapun makanan yang kita berikan pada bayi, kebersihan adalah nomor satu. Baik kebersihan makanan bayi, maupun peralatan makannya,” ujar dr. Natia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (24/7).

Akibat kurangnya asupan nutrisi, stimulasi, dan kebersihan dalam seribu hari pertama, bayi berisiko mengalami gangguan pertumbuhan yang optimal.

Kebersihan yang kurang terpelihara, membuat bayi rentan mengalami diare dan ISPA (infeksi saluran napas atas). Keduanya termasuk penyakit yang paling sering menjangkiti bayi.

"Meski asupan nutrisi bayi bagus, semuanya percuma bila bayi sakit-sakitan, karena nutrisi yang masuk terbuang percuma, atau hanya dipakai untuk penyembuhan. Pada akhirnya, risiko stunting mengintai," ujarnya.

Dr. Natia menekankan, orangtua harus membiasakan diri cuci tangan sejak punya bayi. Biasakanlah mencuci tangan sebelum memegang bayi, setelah membersihkan bayi, sebelum dan setelah memberikan makan bayi, setelah memasak, dan lain-lain. “Menjaga kebersihan adalah hal yang paling murah dan mudah yang bisa kita lakukan,” tegas dr. Nartia.

Tidak perlu melarang anak bila ia memasukkan tangannya ke mulut, karena itu merupakan bagian dari tahapan tumbuh kembangnya. Ini adalah fase belajar normal. Yang penting, pastikan tangan anak selalu bersih.

Dr. Natia menyayangkan, banyak anak yang sakit hanya karena hal sepele. Misalnya karena orangtua lupa cuci tangan, atau anak memasukkan mainan atau dot yang sudah jatuh ke mulutnya, tanpa dibersihkan dulu.

“Itu yang paling sedih. Anak sudah dapat ASI dan MPASI bagus, tapi sakit-sakitan karena kebersihannya kurang,” tutur dr. Natia.

Jangan pula membiarkan bayi memakai popok tanpa diganti terlalu lama, jangan tunggu penuh baru diganti. Bila kulit kontak terlalu lama dengan popok yang sudah kotor oleh air seni atau feses, bisa terjadi diaper rash.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement