Selasa 24 Jul 2018 04:05 WIB

Diapit Bali dan Labuan Bajo, Ini Strategi Lombok Gaet Turis

NTB akan perkuat promosi dan konektivitas

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Balap sepeda internasional Tour de Lombok Mandalika (TdLM) 2018 menyajikan keseruan yang luar biasa. 86 pembalap yang terbagi dalam 18 tim dari 24 negara saling beradu untuk menjadi yang tercepat dalam tiga etape yang digelar sejak Jumat (13/4) hingga Ahad (15/4).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Balap sepeda internasional Tour de Lombok Mandalika (TdLM) 2018 menyajikan keseruan yang luar biasa. 86 pembalap yang terbagi dalam 18 tim dari 24 negara saling beradu untuk menjadi yang tercepat dalam tiga etape yang digelar sejak Jumat (13/4) hingga Ahad (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Nusa Tenggara Barat (NTB) sangat signifikan dalam sepuluh tahun terakhir. Dari hanya 500 ribu wisatawan pada 2008, NTB berhasil mendatangkan 3,5 juta wisatawan pada 2017.

Pemerintah Provinsi NTB menargetkan kunjungan wisatawan pada tahun ini kembali meningkat menjadi 4 juta wisatawan. Pertumbuhan kunjungan wisatawan tentu juga akan mendongkrak tingkat okupansi kamar hotel di NTB.

"Pak Menteri (Pariwisata) saat rapat koordinasi kemarin mengatakan kita (NTB) adalah daerah okupansi tertinggi tahun ini 80,7 persen, ini hal yang menggembirakan," ujar Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Muhammad Faozal saat membuka rapat koordinasi Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB bertajuk Halal Tourism sebagai Strategi Mencapai Empat Juta Wisatawan di Hotel Astoria, Mataram, NTB, Senin (23/7).

Faozal mengingatkan kepada seluruh insan pariwisata untuk terus menjaga pertumbuhan pariwisata dengan memberikan pelayanan terbaik dan juga paket wisata yang menarik. Ia berharap BPPD NTB segera memiliki upaya konkret dalam mempromosikan destinasi wisata NTB.

Ia berpandangan, NTB dipacu untuk terus berjuang meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata lantaran letaknya yang berada di antara Pulau Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Bali selama ini dikenal sebagai destinasi wisata andalan Indonesia. Sementara, NTT mulai melakukan pengembangan sektor pariwisata lewat Labuan Baju dan Pulau Komodo.

"Dunia pariwisata ini, dunia yang cepat akan memakan yang lambat, kita ke barat ada Bali yang luar biasa, di timur ada Labuan Bajo yang terus-menerus promosi Komodo," lanjut Faozal.

Salah satu yang menjadi perhatian Faozal ialah konektivitas. Menurutnya, penerbangan langsung menjadi indikator yang cukup berpengaruh dalam kemajuan sektor pariwisata di suatu daerah. Belum lama ini, Bandara Internasional Lombok mulai membuka penerbangan langsung rute ke Banjarmasin, Kupang, dan Semarang. Ia meminta BPPD NTB bergerak melakukan promosi di wilayah tersebut.

Sementara untuk penerbangan langsung ke Malaysia, kata Faozal, juga perlu dijaga dengan terus memberikan promosi dan paket menarik serta beragam atraksi. Hal ini perlu dilakukan agar turis tidak jenuh.

"Prioritas lain kita ialah Australia, walau belum ada penerbangan langsung. Tapi dengan banyak turis Australia ke Bali kecenderungan kini lanjut ke Lombok," ucap dia.

Selain itu, pasar berikutnya ialah timur tengah. Faozal menilai, branding wisata halal menjadi daya tarik NTB bagi turis timur tengah. Ia terus mendorong penjajakan agar ada maskapai yang bersedia membuka penerbangan langsung ke Lombok.

"Yang tak kalah penting dijaga ialah pasar Eropa karena pada musim tertentu banyak turis eropa di resort, ini sangat membantu okupansi hotel kita," katanya menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement