Jumat 20 Jul 2018 15:05 WIB

Peneliti: Orang Tua Bertugas Budayakan Peduli Lingkungan

Sikap ibu yang peduli terhadap lingkungan akan membudaya pada anak sejak dini.

Seorang anak bermain didampingi orang tuanya di area Taman Anak Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (12/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Seorang anak bermain didampingi orang tuanya di area Taman Anak Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (12/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Orang tua memiliki tugas penting untuk membudayakan agar anggota keluarganya senantiasa peduli terhadap lingkungan yang sehat dan bersih. Hal itu diungkapkan Peneliti Lingkungan dari Universitas Riau, Wan Rosita di Pekanbaru, Jumat (20/7).

"Khususnya ibu dapat memberikan bimbingan kepada anaknya yang diniatkan sejak dari dalam rahim, bahwa apapun yang dilakukan ibu, seperti peduli terhadap lingkungan itu akan membudaya pada anak sejak dini, hingga dewasa," kata Wan Rosita.

Ia menyampaikan itu di sela acara Ujian Promosi Terbuka Program Doktor Program Pascasarjana Universitas Riau dengan judul disertasi "Model Pengelolaan Sekolah Berwawasan Lingkungan Berbasis Program Adiwiyata".

Menurut Wan Rosita, seorang ibu yang mengasuh dan mengarahkan anak, dan kalau ibu peduli terhadap lingkungan pasti di dalam dalam rumah tangganya sudah menciptakan aturan-aturan bagi anggota keluarganya untuk peduli lingkungan bersih.

Ia mengatakan, jika ini sudah membudaya dilakukan ibu, maka suami pun akan mengikuti juga anak-anak mereka hingga dewasa kemana pun mereka berada pasti akan membudayakan prilaku menjaga lingkungan bersih.

"Oleh karena itu saya mengangkat judul disertai S3 tersebut terkait miris melihat masyarakat terutama anak sekolah, yang belum bisa menempatkan posisi mereka sebagai generasi muda peduli terhadap lingkungan yang bersih, dan membuang sampah pada tempatnya," katanya.

Padahal katanya, sudah banyak aturan dan contoh serta imbauan agar mereka senantiasa membudayakan menjaga lingkungan yang bersih, dan tidak membuang sampah sembarangan. Hal ini sepele tapi berdampak besar karena pencemaran akan bisa mengakibatkan munculnya penyakit, longsor, banjir, punahnya beberpa jenis fauna dan flora, menipisnya lapisan ozon, meningkatnya suhu dipermukaan bumi dan lainnya.

Wan Rosita menyebutkan, dalam disertasinya setebal 300 halaman solusi yang harus dilakukan adalah mengupayakan sekolah agar bisa menjadikan warga sekolah tersebut peduli terhadap lingkungan lingkungan yang bersih. Dalam hal ini sekolah yang menjadi rujukan penelitian adalah SMA Negeri 2 Dumai dan SMAN Binaan Khusus Dumai.

Disertasi ini yang dengan promotor Prof DR. Zulfan Saam, Co Promotor Prof Ir, Irwan Siregar dan CO Promotor II Prof. Ir Sukendi MSi ke depan diharapkan dapat meningkatkan partisipasi sekolah lebih dari 80 persen warganya peduli menjaga lingkungan.

Sementara itu, penguatan sekolah untuk mengikuti program Adiwiyata penting terkait program ini adalah salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

Dalam disertasinya tersebut Wan Rosita memberikan contoh kegiatan sekolah dalam mengelola sampah dengan sistem 3 R (reduce, reuse dan recyle) serta ketersediaan bank sampah dan kerjasama dengan Dalang Collection Pekanbaru, yang membeli sampah an-organik untuk di daur ulang, dan lainnya.

"Ke depan kami berharap penelitian akan ditingkatkan lagi oleh peniliti lain terhadap kantor, perusahaan untuk memberikan pemahaman pada pegawai dan karyawan terhadap pelestarian lingkungan hidup, terkait masih banyak sampah yang dibuang sembarang tempat contohnya puntung rokok yang cukup banyak bertebaran di luar tong sampah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement