Jumat 20 Jul 2018 02:50 WIB

Daging Olahan Bisa Ganggu Kesehatan Mental

Kandungan nitrat dalam daging olahan memicu episode maniak.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nur Aini
Hot Dog
Foto: Wikipedia
Hot Dog

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan konsumsi daging olahan seperti hot dog dapat dikaitkan dengan gangguan mental. Penelitian Johns Hopkins Medicine telah mengungkapkan seseorang yang keranjingan dendeng sapi, ham, atau salami tiga kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit.

Ilmuwan berpendapat hal itu bisa disebabkan oleh kandungan nitrat yang digunakan untuk memproses dan mengawetkan daging. Para peneliti kemudian melakukan percobaan yang sama pada tikus dengan memberi makan nitrat tambahan.

Tikus-tikus itu menunjukkan hiperaktivitas seperti keranjingan hanya setelah beberapa pekan. Meskipun faktor risiko genetik dan hal lainnya telah dikaitkan dengan episode maniak yang menjadi ciri gangguan bipolar, mereka tidak dapat menjelaskan penyebab di balik penyakit mental.

Peneliti melihat diet sebagai faktor kausatif yang masuk akal di antara hal lainnya.

“Pekerjaan di masa depan pada asosiasi ini adalah intervensi diet untuk membantu mengurangi risiko episode maniak pada mereka yang memiliki gangguan bipolar atau rentan terhadap maniak,” ujar profesor di Johns Hopkins University School of Medicine, Robert Yolken, seperti yang dikutip dari Indian Express, Kamis (19/7).

Untuk penelitian tersebut , data makanan dari 1.101 orang berusia 18 hingga 65 tahun antara 2007 dan 2017 dikumpulkan dan dianalisis dan konsumsi daging yang diawetkan diidentifikasi sebagai faktor penting. “Kami melihat sejumlah eksposur diet yang berbeda dan daging yang diawetkan benar-benar bertahan (lama)” katanya.

Survei tersebut tidak memperhitungkan kerangka waktu konsumsi daging yang diawetkan. Hal itu menyebabkan para peneliti tidak dapat menyimpulkan dengan pasti jumlah daging olahan yang memicu risiko seseorang menjadi maniak.

Baca: Manfaat Kopi Bisa Dirasakan dari Wanginya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement