REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Lembaga Perlindungan Anak(LPA) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat(NTB) menyatakan, anak-anak yang kecanduan bermain gadget bisa memicu tindakan perundungan. Salah satu penyebab karena minimnya interaksi sosial.
"Tindakan bullying atau perundungan muncul karena anak terbiasa bermain sendiri dengan gadget sehingga minim interaksi sosial," kata Wakil Ketua LPA Kota Mataram, Joko Jumadi di Mataram, Rabu (18/7).
Dia yang ditemui di sela-sela melakukan pertemuan dengan Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh bersama Ketua LPA Mataram, Nyanyu Ernawati dan pengurusnya mengatakan, gerakan setop bullying dan kekerasan tidak hanya orang tua kepada anak, tetapi juga dari anak kepada anak.
Oleh karena itu, dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tingkat Kota Mataram yang akan dilaksanakan pada 19 Agustus 2018 dan direncanakan Ketua LPAI Kak Seto akan menghadirinya dengan tagline 'jam main kita'.
Dikatakan, "jam main kita" ini pada intinya mengembalikan anak-anak menemukan dunianya dengan mengampanyekan kembali permainan-permainan tradisional anak yang lebih mengeluarkan energi anak-anak yang saat ini kecanduan gadget.
Perayaan puncak HAN tingkat Kota Mataram dipusatkan di halaman Islamic Center Jalan Udayana. Berbagai acara digelar dengan tujuan mencoba menghidupkan kembali permainan-permainan anak tradisional. Di antaranya selodor, gangsing, engrang, dan lainnya.
Permainan tradisional tersebut diharap memunculkan interaksi sosial, kerja sama, kejujuran, dan sportivitas. "Dengan demikian, kasus-kasus perundungan bisa ditekan," katanya.
"Kegiatan tersebut diharapkan bisa menjadi contoh bagi guru dan para orang tua agar anak-anak bisa kembali bermain tanpa gadget. Kebiasaan anak bermain gadget dipicu juga karena mengikuti orang tuanya," katanya.
Joko mengatakan, "jam main kita" sudah diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo saat Hari Pendidikan Nasional, dengan melibatkan 500 anak yang bermain berbagai permainan tradisional seharian di Istana Presdien tanpa gadget.
Di Kota Mataram, harapannya anak-anak yang ikut berpartisipasi dalam peringatan puncak HAN tingkat Kota Mataram sebanyak-banyaknya, apalagi puncak peringatan HAN jatuh pada hari Ahad, sehingga setiap masyarakat yang datang ke car free day bisa ikut serta bermain. "Jumlah peserta tidak dibatasi. Kegiatan ini dibuka untuk umum sekaligus sebagai sosialisasi dan edukasi kepada orang tua," kata Joko.