Senin 16 Jul 2018 18:55 WIB

Latihan Fisik Ternyata Jaga Usus Tetap Sehat

Peneliti menemukan aktivitas fisik menjaga jantung, usus dan bakteri baik

Rep: Nora Azizah / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Peragawan memeragakan jogging di arena kebugaran Fitness First cabang Kemang Village, Jakarta Selatan, Senin (12/6).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Peragawan memeragakan jogging di arena kebugaran Fitness First cabang Kemang Village, Jakarta Selatan, Senin (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebuah penelitian inovatif menemukan hubungan antara kesehatan usus dan jantung. Penelitian tersebut juga menyoroti terkait aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan usus dan jantung dengan optimal. Dilansir melalui Medical News Today, latihan fisik menjadi kunci menjaga usus tetap sehat.

Triliunan mikro organisme yang hidup di dalam usus ternyata mampu mengendalikan setiap aspek kegiatan tubuh. Di antaranya, ukuran perut, risiko penyakit kronis, hingga kesehatan mental. Kesehatan usus menjadi penting untuk dijaga. Bakteri yang tinggal di dalam usus bisa membuat sehat dan bahagia. Namun manusia perlu menjaganya.

Bakteri baik atau 'ramah' di dalam usus perlu dimiliki tubuh. Cara yang paling tepat, yakni dengan menjaga pola makan sehat dan bervariasi. Namun di dalam studi menambahkan latihan fisik juga diperlukan. Selain membuat jantung tetap sehat dan bugar, latihan fisik bisa meningkatkan jumlah bakteri baik di dalam usus.

Seorang peneliti bernama Ryan Durk dari Departemen Kinesiologi San Fransisco State University, California, menulis dalam sebuah jurnal mengenai kebugaran kardiovaskular dari 20 pria dan 17 perempuan dengan menggunakan tes treadmill. Para peneliti juga menentukan komposisi lemak tubuh peserta dengan memintanya masuk ke dalam ruangan.

Para peserta diminta masuk ke dalam sebuah ruangan dengan sebutan POD BOD, yakni sebuah ruang yang dapat mengukur massa lemak seseorang dan massa rampingnya. Pengukuran tersebut menggunakan pletismografi perpindahan udara. Para peserta juga diminta menyimpan buku harian makanan selama tujuh hari. Mereka juga diminta memberikan sampel tinja pada peneliti.

Durk dan tim kemudian memeriksa komposisi bakteri dari sampel tinja tersebut. Fokus para peneliti, yakni pada rasio kelas bakteri yang disebut Firmicutes. Bakteri tersebut masuk dalam kategori Bacteroides. Hasilnya, responden dengan kebugaran kardiovaskular tinggi memiliki firmicutes yang tinggu pula. Bakteri firmicutes tersebut mampu mengurangi jumlah bakteri jahat yang ada di dalam usus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement