REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nusa Tenggara Barat (NTB) siap melaksanakan Sail Indonesia Moyo Tambora, Bulan Pesona Lombok-Sumbawa dan Festival Pesona Moyo 2018 pada Agustus dan September mendatang. Acara yang akan diikuti sekitar 42 negara dari seluruh dunia ini tidak hanya memperkenalkan pariwisata NTB, namun juga potensi alamnya.
Menurut Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Agus Purwoto, kegiatan Sail di NTB ini sangat menarik karena salah satunya terdapat Gunung Tambora yang pernah meletus dan dampaknya mendunia.
"Selain memperkenalkan wisata kita, salah satunya mengingatkan bahwa secara literasi kita kurang," ujar Agus saat ditemui dalam peluncuran Sail Indonesia Moyo Tambora, Bulan Pesona Lombok-Sumbawa dan Festival Pesona Moyo 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Ahad (15/7).
Gunung Tambora pernah menjadi catatan dunia saat meletus pada 1815 karena sampai mengubah iklim di Eropa. Agus menjelaskan, iklim di Indonesia dengan adanya ring of fire harus diperhitungkan. Dan dampak dari situ secara literasi masih belum ditindaklanjuti.
"Survei dari LIPI ditemukan jenis yang langka di sini. Mangga di Sumbawa yang termasuk jenis langka di dunia, dan anggrek. Itu baru sepintas, apalagi kalau kita buka hal-hal yang demikian untuk dieksplorasi," jelas Agus.
Dari segi budaya, juga terdapat olahraga tradisional di NTB yang menarik dan perlu diperkenalkan ke seluruh dunia, seperti Barapan Kebo dan Pacuan Kuda. Selain itu, kegiatan- kegiatan ini juga menantang Indonesia atas pembangunan SDM.
Sementara itu untuk fasilitas dermaga Badas di Sumbawa Besar, kata Agus, Pelindo III akan memfasilitasi pembangunannya, dan menyiapkan cruising port. "Jadi tidak hanya di Benoa, tapi lombok siap untuk kapal siar bersandar di situ," kata Agus.
Sail Indonesia Moyo Tambora 2018 akan berlangsung di Pulau Sumbawa pada 9 - 23 September 2018, sedangkan Bulan Pesona Lombok - Sumbawa 2018 akan berlangsung pada 18 Agustus hingga 16 September 2018 mendatang.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
