Sabtu 14 Jul 2018 10:38 WIB

Tren Mengonsumsi Obat Herbal Terus Meningkat di Masyarakat

Lebih dari separuh penduduk Indonesia mengonsumsi jamu

Festival Minum Jamu di Plaza Pasar Ngadem Kota Yogyakarta, Sabtu (17/2) sore.  Sebanyak 2.500 gelas jamu, dengan 18 jenis jamu dari 55 produsen jamu diberikan cuma-cuma kepada pengunjung.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Festival Minum Jamu di Plaza Pasar Ngadem Kota Yogyakarta, Sabtu (17/2) sore. Sebanyak 2.500 gelas jamu, dengan 18 jenis jamu dari 55 produsen jamu diberikan cuma-cuma kepada pengunjung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan industri obat herbal di Indonesia diperkirakan akan meningkat berlipat dengan permintaan pangan fungsional. Salah satunya terlihat dari tren mengonsumsi obat herbal di masyarakat. Salah satunya jamu.

"Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2010 menunjukkan lebih dari separuh penduduk Indonesia mengonsumsi jamu dan 95 persen menyatakan jamu bermanfaat untuk kesehatan," ujar Aries Ikawati Arifah, Brand Manager PT. Jamu Air Mancur.

Laman website Kementrian Perindustrian juga menyatakan omzet industri obat herbal nasional di 2011 telah mencapai Rp 11 triliun, dan meningkat hingga Rp 20 triliun pada 2015.

Euromonitor juga memperlihatkan pasar obat herbal mengalami pertumbuhan permintaan 9 persen dari tahun ke tahun. Yakni 500 juta dolar AS pada 2012, 663 juta dolar AS pada 2013, dan 800 juta dolar AS pada 2017.

"Tren kembali ke alam' juga gencar disuarakan dunia internasional, sehingga permintaan terhadap produk herbal semakin meningkat di negara maju maupun berkembang," ujar Aries.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2001 menyebutkan 50-75 persen penduduk negara maju telah menggunakan pengobatan tradisional, termasuk obat-obat berbahan dasar alam. Sedangkan negara berkembang seperti benua Afrika, Asia dan Amerika Latin mencapai 80 persen.

Bahkan 85 persen dokter di negeri Jepang tidak hanya meresepkan obat sintetis modern, namun juga obat herbal tradisional yang telah ditanggung dalam asuransi.

"Penggunaan obat tradisional di Cina mencapai 90 persen, Perancis 49 persen, Kanada 70 persen, Inggris persen, dan Amerika Serikat 42 persen," ujar Aries.

Aries pun tidak menampik jika kondisi ini memberikan peluang besar bagi Air Mancur untuk meningkatkan peluang. Terlebih Air Mancur telah melengkapi standar produk dan layanan bertaraf internasional dengan meraih sertifikat ISO 9001:2015, sistem manajemen mutu yang memastikan pedoman operasional terbaik untuk menghasilkan produk berkualitas untuk pasar dunia.

Dengan sertifikat ISO 9001:2015 terbaru yang dimiliki,  Air Mancur siap untuk lebih serius menggarap pasar internasional dengan membawa produk jamu sebagai obat alami warisan budaya Indonesia.

Selain ISO 9001:2015, produk Air Mancur telah meraih sertifikat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) terlengkap di Indonesia serta sertifikasi halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).

"Bersama dengan seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mendukung penggunaan obat herbal alami, merupakan tanggung jawab Air Mancur kepada masyarakat dalam memberikan layanan dan produk kesehatan berbahan dasar alam yang bermutu secara konsisten sesuai standar internasional yang berlaku," ujar Aries.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement